Selasa, 28 September 2021

Siapa Sangka, Kalau Azis Berbuat Seperti Itu, Mari Kita Simak Bersama Kelakua Orang Tersebut Di Bawah Ini.

gambar ilustrasi saja
Siapa Sangka, Kalau Azis Berbuat Seperti Itu, Mari Kita Simak Bersama Kelakua Orang Tersebut Di Bawah Ini.

"Benar kata para bijak: semakin tinggi jabatan dan karir, semakin tinggi pula tempat jatuhnya. Dan dengan itulah, saya dan Anda semua tak perlu silau dengan kegemilangan hidup orang-orang sekeliling"

Azis Syamsuddin dikabarkan jadi tersangka korupsi di KPK. Dan kita pun kembali menambah catatan tentang rontoknya politisi muda di puncak karir di negeri ini.

Saya kerap bertanya -- dalam batin tentunya -- apa yang kurang dari tokoh muda seperti Azis ini? 

Di usia 24 tahun, ia sudah jadi pengacara di sebuah kantor advokat ternama ibukota. Tentu ia sudah kaya raya.

Lalu ia masuk parlemen. Tahun ini, periode ketiga ia di DPR. Bukan anggota biasa, tapi orang nomor dua di lembaga tinggi negara itu. Ia Wakil Ketua DPR RI dari Partai Golkar. Ia mengendarai mobil berpelat nomor Republik Indonesia. Tunjangan tak terbilang, kehormatan tak alang kepalang. Hartanya, yang ia laporkan resmi sebagai pejabat negara, lebih dari Rp100 miliar.

Kata perempuan-perempuan di luar sana, ia pun tampan. Dan di usia 51 tahun, karirnya masih panjang sesungguhnya. Sekarang wakil ketua DPR, besok-besok mungkin jadi menteri, atau ketua DPR, atau .... 

Tapi kehidupan ini sungguhlah semesta misteri. Luas nan tak terperi. Azis rupanya merawat satu sisi gelap yang lambat laun terungkap. Ia tak belajar dari kasus-kasus yang pernah pernah menyerempet namanya: perkara penyelundupan dua kontainer telepon Blackberry bernilai miliaran rupiah di Tanjung Priok atau perkara yang melibatkan  Nazaruddin, bendahara Partai Demokrat, koleganya di DPR dulu. 

Karirnya menanjak cepat. Tapi secepat ia menanjak, secepat itu pula ia menukik sampai ke palung terdalam kehidupan. Hari ini kita mendengar ia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh KPK.

Korupsi, suap-menyuap, kongkalikong dan asyik-masyuk politisi dan kriminal belum bisa sirna di negeri ini. Ia merontokkan begitu banyak politisi muda cemerlang: Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Alifian Mallarangeng, Patrice Rio Capello, Taufan Tiro, dll. Setelah Azis Syamsuddin, entah siapa lagi...

Senin, 13 September 2021

Air hujan harusnya dimasukkan ke dalam tanah, bukan dialirkan ke laut lewat gorong-gorong raksasa

Air hujan harusnya dimasukkan ke dalam tanah, bukan dialirkan ke laut lewat gorong-gorong raksasa

Saat itu dia mengatakan, "air hujan harusnya dimasukkan ke dalam tanah, bukan dialirkan ke laut lewat gorong-gorong raksasa, itu melawan sunatullah, dan Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal."
By Yusuf Muhammad

Masih ada yang ingat tidak ketika Gubernur Kelebihan bayar sedang membodohi geng Ngarab pesek soal banjir?

Apa yang disampaikan itu menyidir kinerja Ahok yang dinilai tidak tepat dan fatal dalam mengatasi persoalan banjir. Tapi sekarang kita lihat sendiri, selama 4 tahun menjabat, apakah ada perubahan kondisi banjir di DKI? Jawabnya sudah tentu tidak.

Justru banjir diera gubernur kelebihan bayar malah sering terjadi dan berjilid-jilid. Sebagian kampung yang dulu tidak banjir, atau banjirnya tidak parah, tapi sekarang justru banjirnya semakin parah. Selain banjir, ada juga persoalan birokrasi, seperti megurus administrasi kependudukan yang juga semakin ruwet diera gubernur kelebihan bayar ini.

Baru-baru ini Kementerian Dalam Negeri di bawah kepemimpinan Tito Karnavian masih menemukan syarat tambahan dalam proses pengurusan administrasi kependudukan (Adminduk) di DKI Jakarta.

Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, hal tersebut ditemukan setelah pihaknya mengirim tim dengan menyamar ke sembilan kelurahan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

"Masih banyak juga Disdukcapil yang menambah-nambah segudang syarat mengurus dokumen kependudukan," kata Zudan dalam keterangannya, Selasa (7/9).

Sekarang kita semua tahu, ternyata di DKI bukan cuma soal bayar-membayar yang sering kelebihan, tapi mengurus administrasi kependudukan juga dilebihkan, akhirnya masyarakat mengeluh. Untung ketahuan anak buah mendagri yang menyamar, jadi langsung ditegur dan diperbaiki.

Sekarang jujur saja, coba bandingkan dengan era Ahok. Diera Ahok, ngurus administrasi beginian paling cuma satu jam slesai. Dengan kejadian ini menunjukkan bahwa Gubernur kelebihan bayar memang tidak becus bekerja, ahlinya cuma menata kata-kata.

Sebagai penutup, saya mau sampaikan Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal, karena telah memilih pecatan sebagai gubernur kelebihan bayar.

Arsip.TopSekali.com

Hati2 Janganlah Sampai Anies Jadi Presiden.

 

"Jika Anies masih populer hingga Pilpres 2024 dan akhirnya menjadi presiden, ini kiamat bagi kebhinekaan NKRI," ujarnya pada Senin, 30 Agustus 2021, dilansir dari GenPi.

TUA RES AGITUR !

Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin secara blak-blakan mengatakan agar jangan sampai Anies Baswedan menjadi Presiden Indonesia.
Pasalnya, Mualimin menilai bahwa Gubernur DKI Jakarta itu adalah manusia paling berbahaya di Indonesia pada abad ini.


....
Jangan pernah lupa siapa yang merobek tenun kebangsaan pada Pilkada DKI. 

Jangan pernah lupa pada orang yang menghalalkan cara untuk duduk di kursi kekuasaan.

Tua res agitur, It concerns you. Yang dibicarakan ini tentang nasib kamu, nasib kita, nasib keseluruhan. 

By : HT

https://amp.terkini id/read/td-265738/mualimin-jangan-sampai-anies-jadi-presiden-dia-manusia-paling-bahaya-di-indonesia-abad-ini/

Karena sering marah ketika memergoki & membongkar korupsi Bansos

 Karena sering marah ketika memergoki & membongkar korupsi Bansos di berbagai kota, Risma akhirnya didesak mundur & terancam digulingkan.

Mensos Risma baru-baru ini membongkar kasus korupsi lagi di Jember, Bandung, dan Riau. Risma mengungkap bahwa Bansos untuk 8000 orang di Jember, 5000 orang di Bandung, Riau dan banyak kota lagi sengaja ditahan / tidak disalurkan oleh pihak Bank dan Pejabat Daerah agar Bansos hangus dan pihak bank juga mendapat keuntungan "bunga".

Bila uang bansos yg diterima besarnya adalah Rp.600 ribu per orang, maka nilai Bansos yg ditahan untuk 8000 orang di Jember adalah sebesar Rp, 4,8 Milyar , dan untuk 5000 orang di Bandung adalah sebesar Rp. 3 Miliar.
Dana Bansos yg ditahan sebesar hampir  Rp.5 Milyar bisa menghasilkan keuntungan minimal Rp.50 juta/hari (di bursa Trading) atau Rp 50 juta/bulan (deposito).

Dan bila dana tersebut ditunda sampai hangus, maka malah bukan cuma bunga saja yg dirampok oleh Pejabat Daerah & Bank, tapi bahkan seluruh nilai pokoknya.

Risma juga mengecam pihak Bank Mandiri yg menahan penyaluran Bansos dan mengatakan bahwa bila seluruh rakyat miskin sampai mengutuk Bank Mandiri, maka bank itu bisa hancur.

PEJABAT PEMERINTAHAN ADA YG MURKA DENGAN TINDAKAN RISMA YANG MEMBONGKAR KORUPSI, SEHINGGA MULAI MUNCUL DESAKAN UNTUK MENGGULINGKAN RISMA

Tindakan Risma yg membongkar korupsi Bansos ini telah membuat beberapa Pejabat Pemerintahan malah murka.

Bahkan mendadak muncul wacana untuk menggulingkan Risma. 
Beberapa Pejabat Pemerintahan mendesak Risma untuk mundur dengan alasan bahwa marah-marah terhadap pelaku korupsi itu tidak pantas dilakukan oleh Pemimpin.

Para Pejabat Pemerintahan yg mengecam Risma mungkin beranggapan bahwa pelaku koruptor harusnya diperlakukan dengan santun.

Meski demikian ada juga anggota DPR yg membela Risma, salah satunya adalah Bukhori Yusuf, anggota Komisi VIII DPR.

WAKIL KETUA MPR MENGECAM RISMA

Wakil pimpinan MPR, Jazilul Fawaid, mengecam Risma dan mengatakan bahwa seorang Pemimpin seharusnya tidak boleh & tidak berhak marah-marah kepada bawahannya maupun kepada koruptor.

Ini artinya seorang pimpinan perusahaan juga tidak boleh & tidak berhak marah kepada karyawannya sekalipun bersalah. 

Apakah pola pikir ini semacam ini "waras" atau tidak, kita bisa menilai & menebak-nebak sendiri mengapa Wakil Ketua MPR memiliki pola pikir begitu.

MITOS  "WONG JUJUR AJUR"

Namun yg jelas mitos bahwa "wong jujur ajur" (orang jujur bakal hancur) itu memang betulan ada, baik di Pemerintahan maupun Perusahaan. Dalam realita kehidupan cukup banyak orang jujur yg justru dihancurkan oleh sindikat koruptor.

SRI MULYANI BAHKAN PERNAH DICOPOT DARI KEMENTERIAN GARA-GARA JUJUR

Salah satu bukti mitos "wong jujur ajur" adalah peristiwa diberhentikannya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Presiden SBY karena menolak kongkalikong dalam kasus korupsi ganti rugi Lapindo.

Namun setelah Sri Mulyani dicopot dari Kabinet SBY, perekonomian Indonesia seketika langsung hancur lebur dimana kurs rupiah dan bursa saham anjlok ke titik paling rendah dalam setahun.
Didepaknya Sri Mulyani oleh SBY pada tahun 2010 langsung berdampak negatif pada situasi ekonomi di Indonesia, seperti stock exchange yang menurun sebesar 3,8%. Nilai rupiah turun hampir 1% dibandingkan dolar. Merupakan penurunan saham Indonesia yang paling tajam dalam 17 bulan. Kejadian ini disebut sebagai "Indonesia’s loss, and the World’s gain (Kerugian Indonesia, dan keuntungan dunia)

Dari peristiwa itulah kita tahu bahwa Sri Mulyani adalah salah satu "orang jujur yg diberkati" dimana ketika ia ditendang malah mendatangkan tulah & bencana masif kepada negara Indonesia.
Karena itulah akhirnya penerus SBY, yaitu Jokowi, merekrut Sri Mulyani lagi sebagai Menteri Keuangan.

Harap diingat bahwa salah satu ciri orang yg diberkati adalah:
"Dia akan mendatangkan Murka Tuhan ketika dicampakkan". 
Dan sejarah telah membuktikan bahwa Sri Mulyani adalah salah satu dari "dia yg diberkati".

JUJUR SAJA TIDAK CUKUP

Konon orang yg bukan penyamun mustahil bisa selamat di sarang penyamun.

Hanya orang jujur yg diberkati saja yg biasanya bisa selamat. Kita lihat saja apakah Risma termasuk yg diberkati atau tidak.

Yang kita tahu, Jokowi termasuk salah satu orang jujur yg diberkati, begitupula Sri Mulyani.
Ahok walaupun sempat kena dampak mitos "wong jujur ajur" hingga dijebloskan ke penjara, namun pada akhirnya diberkati sebagai komisaris Pertamina.
Sementara pejabat jujur lainnya kita belum tahu apakah juga diberkati.
Karena jujur saja memang tidak cukup bila tanpa berkat.

BEGINILAH CARA PARA PEJABAT DAERAH MENGKORUPSI BANSOS

Seperti dikatakan oleh Mensos Risma, penahanan/penundaan pencairan anggaran Bansos yg sering dilakukan oleh Kepala Daerah sebetulnya juga merupakan suatu tindak "korupsi" karena uang yg ditahan selama waktu beberapa lama pasti akan menghasilkan bunga yg tidak sedikit, yg tentu bisa dinikmati oleh sang Kepala Daerah, Pejabat Daerah, maupun Pejabat Bank

Sebagai contoh, uang yg ditahan dan diinvestasikan untuk Trading Harian di Bursa Mata Uang (fiat ataupun kripto), umumnya bisa menghasilkan profit sebesar 1% per hari. Jadi andaikan dana Bansos sebesar Rp.5 Miliar ditahan selama 1 hari saja, tentu sudah bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp.50 Juta per hari yg jika dikalikan 30 hari tentu bisa mencapai profit sebesar Rp 1,5 Miliar/bulan. Ini tanpa harus mengkorupsi nilai dana pokoknya yg diiivestasikan di Bursa Mata Uang.

Namun ketika terjadi kerugian di Bursa Mata Uang, tentunya dana itu akan hilang dan akibatnya tidak akan pernah sampai ke tangan rakyat. Dan bila terjadi kasus kerugian semacam ini, maka biasanya dari sinilah kasus korupsi mulai terungkap.

Sedangkan jika kegiatan Trading Harian di Bursa Mata Uang mengalami keuntungan yg manis & ranum, maka aksi "korupsi waktu" (penundaan bansos) tentu akan berjalan terus dan terus tanpa terbongkar, karena secara nominal juga tidak ada dana yg terpotong. Yang ada hanyalah warga miskin yg kejang & mengerang karena lamanya pencairan bansos.

Sistem penyaluran Bansos yg ada batas waktunya juga akan memungkinkan para koruptor sengaja menunda penyaluran Bansos agar hangus, sehingga pelaku korupsi malah mereguk keuntungan lebih besar lagi, namun tentu dengan resiko terbongkar lebih besar ketimbang hanya makan bunganya saja melalui penundaan.

Budz Kay
BeritaKomplit.com

Rabu, 08 September 2021

Kalkulasi Daya Rusak Varian Kadrun Sangat Besar Semenjak Pandemi Covid-19, Kadrunis Ideot Ini Terus Berkiprah Menyesatkan Rakyat, Sungguh Mengenaskan.

*Kalkulasi Daya Rusak Varian Kadrun Sangat Besar Semenjak* 
Pandemi Covid-19, Kadrunis Ideot Ini Terus Berkiprah* 
*Menyesatkan Rakyat, Sungguh Mengenaskan.*

"Daya rusak varian kadrun dalam pandemi Covid-19 sangat besar, terbukti banyak kelompok masyarakat menolak vaksin karena percaya akan hasutan kadrun di Media Sosial. Sebut saja di Sumenep Madura, pada sebuah sekolah negeri para peserta didik menolak hadir kegiatan vaksinasi karena terpengaruh fitnah kadrun di media sosial. Konten fitnah memang laku keras di Madura", Firman Syah Ali,penulis artikel ini.

Sangat menarik,mari ikuti narasi berikut di bawah ini secara tuntas, perlu sekali Brooo.

Kadrun adalah singkatan dari kadal gurun, julukan yang biasanya disebutkan secara dikotomis dengan NKRI. Kadal gurun dimaksudkan sebagai sekelompok masyarakat yang bercita-cita ingin menggurunpasirkan tanah nusantara nan subur makmur dan damai. Komunitas inti Kadrun terdiri dari barisan anti Daulah NKRI dan  pro Daulah  Khilafah, di lingkar yang lebih luar lagi termasuk barisan sakit hati atau residu pilpres dan masyarakat awam yang jadi korban para buzzer anti NKRI. Kelompok anti Jokowi ikut serta dalam lingkaran kadrun, mereka bisa jadi tidak anti NKRI namun punya kesamaan aksi dengan kelompok anti NKRI. Satu aksi beda agenda.

Varian Kadrun dalam pandemi Covid-19 sudah muncul sejak kemunculan SARS-Cov-2 Wuhan di Cina pada tahun 2019. Begitu SARS-Cov-2 muncul, salah seorang propagandis Kadrun berceramah dengan mata melotot bahwa virus corona diturunkan oleh Allah SWT sebagai azab terhadap komunis cina dan bantuan terhadap muslim uyghur. Tak berapa lama dari ceramahnya, provokator ini harus menanggung malu karena virus corona juga menyerang Uighur bahkan bergerak ke Mekkah, pusat spriritualitas kaum muslimin sedunia. Namun sang propagandis khilafah bertubuh kurus ini tetap tidak merasa malu dan terus berceramah di youtube. Kadrun jelas tetap memuliakannya.

Setelah SARS-Cov-2 mendunia dan ditetapkan sebagai pandemi serta masuk ke Indonesia, kadrun tiada henti menyebarkan banyak berita bohong dan hasutan tentang Corona. Inti dari semua konten hoax dan provokasi tersebut adalah ingin membangun opini bahwa :

1. Virus Covid-19 tidak ada, itu semua hanya rekayasa Jokowi dan cina komunis untuk hancurkan umat islam dan pribumi Indonesia;
2. Vaksinasi adalah politik cina komunis berupa pembunuhan massal terhadap umat islam dan pribumi Indonesia. Karena semua ulama yang disuntik vaksin akan mati dua tahun lagi;
3. PPKM adalah politik cina komunis untuk membunuh pribumi dan umat islam indonesia melalui ekonomi. Dengan PPKM maka pribumi dan umat islam Indonesia akan mati kelaparan;
4. PPKM berkepanjangan merupakan skenario cina komunis untuk menjauhkan umat Islam dan pribumi Indonesia dari Masjid, sehingga di akhir PPKM mereka sudah lupa akan Masjid dan terbiasa sholat di rumah. Masjid adalah tempat yang paling ditakuti oleh cina komunis.

Itulah empat poin utama yang ingin mereka bangun dari semua varian hoax dan hasutan yang mereka sebarkan. Sampai detik ini kita tidak tau siapa sebenarnya yang mereka maksud sebagai cina komunis, dan kenapa selalu dikaitkan dengan Jokowi. Kalau yang mereka maksud adalah RRC, sesungguhnya RRC bekerja sama dengan banyak kepala negara pujaan para kadrun, antara lain kepala negara Saudi Arabia, pemimpin Taliban Afghanistan, Kepala negara Turki dan lain-lain. 

Tapi kita tidak kaget, karena sejak sebelum 2014, Jokowi memang mereka tuduh sebagai komunis, syiah, liberal, yahudi, kapitalis, zionis, freemason, kafir, PKI dll. Sangat konyol ada seorang tokoh komunis sekaligus merangkap sebagai tokoh liberal kapitalis. Ini betul-betul naif tapi yang berbicara seperti itu dianggap orang alim dan dicium tangannya oleh massa kadrun.

Yang terbaru para buzzer kadrun di media sosial sibuk menyebarluaskan video Sultan Brunei Darussalam yang tidak menerapkan protokol kesehatan dinegaranya, namun rakyat Brunei selamat dari Covid-19. Video-video tersebut tentu saja dilengkapi dengan narasi cuplikan-cuplikan dalil yang tentu saja disalahgunakan dan disalahtafsirkan. Hanya selang beberapa hari langsung viral ledakan corona di Brunei Darussalam dengan angka 1000 persen. Namun tentu saja kadrun tidak merasa malu, mereka masih terus percaya diri menyebarkan kekonyolan-kekonyolan berikutnya.

SEBERAPA BESAR DAYA RUSAKNYA?

Kejadian di Sumenep Madura itu tentu saja hanya contoh, sebab di daerah lain di Indonesia kejadiannya diduga tidak jauh beda.

Begitupun aksi penolakan terhadap PPKM banyak diinspirasi oleh media sosial. Narasi-narasi yang mereka kemukakan saat aksi sama persis dengan yang beredar secara viral di media sosial.


BAGAIMANA TINDAKAN PEMERINTAH?

Pemerintah RI menerapkan restorative justice terhadap mereka, tentu saja pendekatannya pre-emtif dan preventif. Sepanjang masih bisa dicegah dan dibina, maka tidak dilakukan represi. Represi hanya dilakukan jika daya rusaknya luar biasa dan itupun harus dilakukan secara presisi, cepat tepat dan terukur.

Pemerintah tidak bekerja sendirian dalam menghadapi Covid-19 Varian Kadrun, pemerintah bersinergi dengan simpul-simpul masyarakat terutama simpul keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, SI, LDII, DDII, MUI, PHDI, dll.

Besar harapan kita sinergitas pemerintah dengan simpul-simpul masyarakat ini akan efektif dalam menyelamatkan bangsa Indonesia dari Varian Covid-19 non biologis tersebut.
Oleh : Firman Syah Ali
Arsip.Topsekali.com

Selasa, 07 September 2021

wabah kita sudah sampaikan bahwa ini akan berujung pada pemasangan implan microchip

Sejak awal isu wabah kita sudah sampaikan bahwa ini akan berujung pada pemasangan implan microchip yang adalah suatu bentuk senjata yang dikembangkan secara militer untuk kontrol namun diolok-olok sebagai hoaks teori konspirasi. 

Faktanya sekarang media telah terang-terangan mengarahkan publik untuk menerima tehnologi implan microchip ini sebagai alat deteksi kesehatan. Perlu diingat bahwa implan microchip ini memancarkan sinyal untuk bisa dibaca dan dikembangkan oleh militer yang tentu saja untuk tujuan militer. 

Dalam Kitab Wahyu telah disampaikan pesan2 tentang mark of the beast (tanda dari binatang buas) yang berfungsi untuk kontrol atas umat manusia dimana hanya mereka yang memiliki tanda itu yang akan dapat melakukan transaksi jual-beli. 

Buka mata lebar-lebar dan gunakan tuntunan hati nurani untuk menyadari kelimpahan dari Tuhan yang Maha Cinta dan Pemurah agar tidak tergiur rayuan maut the beast. 

Jadilah anak-anak terang dengan mengikuti tuntunan hati nurani agar tidak terjebak pada permainan the beast yang memerangkap jiwa-jiwa melalui kondisi-kondisi yang mengarahkan pada sikap-sikap melawan kemanusiaan dan keadilan serta melanggar hak-hak asasi kehidupan, sebab jebakan licin itu seolah-olah menyelamatkan.

Jiwa-jiwa yang memancarkan cahaya cinta oleh karena tuntunan hati nurani dengan mudah melihat jebakan the beast ini dan terlindungi oleh perisai cinta sebab bervibrasi pada frekuensi yang berbeda dan terpisahkan dari frekuensi ketakutan.

Jika teguh pada frekuensi cinta, mereka yang bervibrasi pada frekuensi ketakutan tidak akan melihat dan mengacuhkan kehadiran kita seolah-olah kita tidak ada. 

Ada kisah menarik ketika Yesus akan dilempar ke jurang oleh orang-orang yang menilai Yesus sebagai gila dan kerasukan setan, namun Yesus berlalu pergi begitu saja dan orang-orang yang marah itu hanya terdiam seolah-olah tidak melihatnya.

Surat Terbuka OC Kaligis Surati Para Guru Besar terkait Novel Baswedan Yang dipecat KPK

Surat Terbuka OC Kaligis Surati Para Guru Besar terkait Novel Baswedan Yang dipecat KPK .

Sukamiskin, Selasa, 15 Juni 2021. No.181/OCK.VI/2021

Kepada yang terhormat Para Guru Besar dengan alamat KomNas Ham di Jakarta Hal: Surat terbuka untuk para Guru Besar yang mengusulkan upaya paksa. Dengan hormat. Perkenankanlah saya, Prof. Otto Cornelis Kaligis, baik dalam kedudukan saya sebagai praktisi maupun sebagai salah seorang Guru Besar menyampaikan pendapat saya, atas berita hura hara yang ditimbulkan oleh seorang bernama Novel Baswedan yang tidak lulus test ASN yang dilakukan oleh yang berwewenang berdasarkan Undang Undang. Berikut pendapat saya yang semoga dapat dijadikan pertimbangan, mengenai sesat pikir mereka yang menamakan dirinya Guru Besar : 

1. Pertama saya memberikan data mengenai siapa Novel Baswedan. Status hukum Novel Baswedan adalah tersangka Penganiayaan dan Pembunuhan dalam kasus burung Walet. Saya lampirkan bukti Rapat Dengar Pendapat Umum para korban ketika melaporkan kebengisan Novel Baswedan, dalam kapasitasnya sebagai penyidik terhadap tersangka pencuri sarang burung Walet di Bengkulu. 

2. Sebagai praktisi saya telah menggugat Kejaksaan, yang tidak hendak mengeksekusi Putusan Pengadilan Negeri Bengkulu nomor: 2/Pid.Prap/2016/PN.Bgl, tertanggal 31 Maret 2016 yang memerintahkan Jaksa agar kasus pembunuhan Novel segera disidangkan.

3. Dalam kasus penyiraman air keras terhadap diri Novel Baswedan, Novel kembali berhasil menggerakkan massa untuk kepentingan dirinya seolah-olah aktor intelektualis atas penyiraman air keras terhadap dirinya adalah pimpinan polisi, fitnah mana tidak terbukti di pengadilan. Dari penggerakkan massa dan media, Negara terpaksa membiayai pengobatan Novel di Singapura, dengan biaya ratusan juta rupiah, yang tak pernah diketahui masyarakat, karena pembiayaan atas dirinya dilakukan tidak transparan. 

4. Mestinya karena penyiraman air keras tersebut terjadi di luar jam kantor, apalagi Novel Baswedan lagi tidak berdinas, biaya pengobatannya semestinya ditanggung sendiri, bukan ditanggung negara. 

5. Asal yang terhormat Para Guru Besar yang mau diperalat Novel Baswedan, melalui tuntutan pemanggilan upaya paksa terhadap Firli Bahuri, sadar bahwa yang Anda bela itu adalah tersangka penganiayaan dan pembunuhan bengis, bernama Novel Baswedan. KUHAP hanya mengenal Upaya Paksa terhadap saksi dan tersangka dalam rangka pemeriksaan “Pro Justitia”. Lalu dimana wewenang Komnas Ham untuk melakukan tindakan “Pro Justitia”? 

6. Mungkin Anda tidak sadar, bahwa salah seorang korban penembakan Novel Baswedan, ketika Novel Baswedan bertindak sebagai penyidik, bernama Yulian alias Aan, yang jenazahnya dibawa oleh keluarganya ke tempat peristirahatan terakhir, berlangsung tanpa uang duka, tanpa satu media pun yang memberitakan kekejaman Novel Baswedan yang menghabisi nyawa Aan. 

7. Tidak lolosnya Novel Baswedan, dimulai dengan menggerakkan sekelompok kecil para Guru Besar untuk mengganggu jalannya sidang di Mahkamah Kosntitusi. Gerakan itu dilancarkan kelompok Novel Baswedan untuk menggagalkan revisi Undang Undang KPK yang antara lain mengatur keharusan pegawai KPK ditest untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Untungnya KPK kalah dalam perkara tersebut. 

8. Sebagai praktisi selama lebih 50 tahun membela perkara sebagai Pengacara, saya telah mengalami sangat banyak peserta tidak lulus test ASN tanpa menimbulkan huru hara hukum. Saya khawatir nantinya setiap peserta yang tidak lolos test ASN, dikemudian hari akan memperalat Komnas Ham, untuk melibatkan diri memeriksa soal soal test. 

9. Mohon maaf, sebagai praktisi saya sudah pernah membela kasus kasus HAM di dalam dan di luar Negeri. Bahkan saya menerbitkan buku buku HAM, hasil pembelaan saya. Sebagai seorang Guru Besar, saya telah menerbitkan kurang lebih 125 buku buku hukum, sehingga sebagai praktisi dan akademisi, saya sangat prihatin, mengapa sekelompok Guru Besar mau terperdaya oleh gerakan Novel Baswedan. 

10. Seandainya para Guru Besar pendukung Novel Baswedan, sudi bersama saya memperjuangkan sejarah hitam KPK sebelum Firli Bahuri, saya akan dengan senang hati menerimanya. Saya banyak menerbitkan buku mengenai topik tersebut. Mulai dari buku Korupsi Bibit-Chandra, KPK bukan Malaikat, Yang kebal Hukum, Peradilan sesat dan lain lain. 

11. Saya tidak keberatan untuk membagi pengalaman saya, yang mungkin, maaf, mungkin, karena Anda sebagai Guru Besar yang tidak punya pengalaman langsung di lapangan, sehingga dapat saya mengerti mengapa Anda mudah terkecoh oleh gerakan Novel Baswedan. 

12. Sekedar informasi : Saya sudah pernah memperjuangkan nasib klien saya, Kapten Garuda M. Said, di Komnas Ham Uni Eropa di Strasbourg, Perancis. Kapten Said diadili di Pengadilan Amsterdam, dimana saya turut membela bersama advokat Belanda. Saya juga memperjuangkan sakitnya Bapak Presiden Soeharto di HAM Geneva. Bahkan saya pernah menghadiri pengadilan di Den Haag terhadap Slobadan Milosevic, terdakwa penjahat perang di Croatia, Bosnia, Herzegovina, Kosovo, yang menelan ratusan juta korban genosida. Yang unik adalah HAM Indonesia, yang memeriksa pertanyaan test ASN khususnya test wawasan kebangsaan Novel Baswedan, yang gagal lulus. Mungkin HAM Indonesia tidak sadar, bahwa si pelapor hanyalah seorang tersangka penganiayaan dan pembunuhan atas para tersangka burung walet. 

13. Atas fakta status Novel Baswedan sebagai tersangka, bersama surat terbuka ini saya mohon kepada Komnas Ham juga memeriksa Jaksa Agung yang mem-peti-eskan kasus pidana Novel Baswedan, sekalipun sudah ada putusan Pengadilan Negeri Bengkulu. Sekaligus juga memeriksa Ombudsman yang dengan surat saktinya menganjurkan agar Jaksa Agung tidak meneruskan perkara Pidana Novel Baswedan, karena katanya telah terjadi “mal administrasi”. Padahal berdasarkan Pasal 9 Undang Undang Ombudsman, Ombudsman dilarang mencampuri putusan Pengadilan. 

14. Saya bukan Novel Baswedan yang punya jaringan media, ICW dan LSM. Sekalipun demikian saya harap Komnas Ham memperlakukan laporan saya sama dengan laporan Novel Baswedan, dengan memeriksa baik Jaksa Agung maupun Ombudsman. Saya bersedia melengkapi berkas laporan saya, bila memang tiba waktunya untuk saya diperiksa, diperiksa sebagaimana Anda memeriksa laporan Novel Baswedan. Sekedar untuk membuktikan bahwa Komnas Ham tidak memihak, dalam menanggapi laporan saya. Jadi surat ini berlaku juga sebagai laporan saya kepada Komnas Ham, sekaligus untuk membagi pengalaman saya dengan para Guru Besar pendukung Novel Baswedan. Untuk domisili hukum saya : Lapas kelas 1 Sukamiskin Bandung. 

Hormat saya, 

Prof. Otto Cornelis Kaligis.

JOKOWI EVIDEN, BUKAN AKSIDEN.

 JOKOWI EVIDEN, BUKAN  AKSIDEN.
By Iyyas Subiakto 

Tulisan tentang Jokowi sudah ribuan di tampilkan. Baik ulasan, analisa, pendapat, mengumpat, dst. 

Apapun tulisan itu yg bermuara kepada sosok manusia langka ini adalah karena magnetnya begitu kuat untuk di simak. Bahkan makian atau cercaan itu hadir karena mengomentari kebenaran dgn jalan menolaknya, padahal isinya sebenarnya mereka mengakui. 

Ibarat hadirnya matahari, orang yg tak suka panas akan mengumpat kenapa udaranya kok panas sekali, padahal tanpa matahari akan gelap semua. Tapi yg diributkan panasnya, bukan esensi kehadiran mataharinya.

Kenapa mereka kepanasan ditengah penerangan yg seharusnya menyenangkan. Itu tak lain karena mereka selama ini berjalan dalam kegelapan. Kegelapan hati, tindakan, prilaku, sampai akhirnya tidak bisa membedakan mana yg benar dan  tidak. Inilah yg disebut kesesatan absolut.

Jokowi adalah matahari untuk Indonesia. Dia menerangi, menyalurkan energi, memeberi nutrisi, dan mensupply vitamin hati. 

Jokowi adalah substansi, EVIDEN, dia bukan AKSIDEN. Dia harus ada, karena tanpanya yg lain tak ada juga tak apa-apa, karena AKSIDEN adalah pelengkap, EVIDEN adalah nyata, fakta dan ada.

Pergelutan kita terhadap isu penggantian pemimpin makin memanas. Isu amandemen UU No.7 '45 menjadi momok para pencuri yg tak sudi Jokowi lanjut lagi. Suara MUI, AR, RR, AHY, SBY dan barisan pempers bocor lainnya begitu gencar menolak, yg sebenarnya memuncaknya rasa takut dan menjadi paranoid karena Jokowi menjadi begitu di takuti. 

Ibarat setan takut akan ayat kursi. Begitulah kehadiran Jokowi, bahkan bukan hanya disini, tapi DIDUNIA pun dia disegani karena dia diakui sebagai pemimpin yg bersih dan fokus melakukan bersih-bersih.

Langkah Jokowi fokus dan pasti. Lihat sekarang dgn tim tagih BLBI, perjanjian dgn konfederasi Swiss Mutual Legal Assistance yg telah di sah kan DPR sebagai UU untuk menarik uang dari Swiss dan negara lain dari perbuatan jahat masa lalu tentang uang haram yg di simpan di luar negeri.

Statement Sri Mulyani atas hutang yg bisa ditagih sampai keturunannya adalah sebuah usaha sunguhan, bukan kerja siluman yg setelah selesai masa jabatan, rencana tinggal kenangan. Sri Mulyani adalah arsitek handal keuangan Indonesia p

Usaha-usaha ini adalah sebuah design pengamanan jangka panjang yg harus di kawal. Dengan ini diperlukan pengganti yg satu visi, bukan yg berhati pencuri.

Untuk itulah kita harus dengan tegas menolak AB, AHY, orang² JK. Karena kita masih banyak pilihan orang² jujur berpostur. Seperti Sri Mulyani, Ahok, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Andhika Perkasa, dll. Yg bisa membuat kita nyenyak tidur, bukan yg membuat kita gak bisa tidur.

Tulisan² penolakan atas kehadiran keturunan dgn rekam jejak yg kelam harus terus dilakukan. Sebaris, dua baris lakukan saja secara terus menerus agar kita tetap terjaga dari ancaman para buaya yg mulutnya terus menganga tanpa Indra perasa.

Jokowi mau lanjut atau tidak adalah keputusan Jokowi. Tapi yakinlah dia tidak akan membiarkan apa yg sudah dikerjakannya dgn segala upaya mangkrak begitu saja. Dengan itu kita yakin dia tidak akan melepas hasil kerjanya kepada orang yg punya potensi merusak atau menggagalkannya. 

Jokowi adalah substansi Indonesia, maka dia akan terus ada bersama kita walau tidak harus kelihatan kehadirannya, tapi kita butuh pemikirannya untuk terus mengawal Indonesia sebagai bapak bangsa, sekaligus sebagai stake holder Indonesia.

Sehat Jokowi , sehat Indonesia.

BACALAH DAN BAGIKANLAH TULISAN INI, JANGAN TUNGGU SAMPAI NEGERIMU HANCUR

 BACALAH DAN BAGIKANLAH TULISAN INI, JANGAN TUNGGU SAMPAI NEGERIMU HANCUR

Jika kita pergi ke wilayah gurun di barat laut dan menangkap 100 ekor semut merah dan 100 ekor semut hitam besar dan menaruh mereka di dalam mangkuk, maka mereka baik-baik saja. 

Namun jika mangkuknya kamu goyang-goyang dengan cukup kuat, lalu semutnya diletakkan kembali ke tanah maka semut-semut tadi mulai saling menyerang dan bahkan mereka sampai saling membunuh satu sama lain. 

Semut merah mengira bahwa semut hitam ini adalah musuh mereka dan sebaliknya semut hitam juga mengira semut merah ini adalah musuh mereka. 

Padahal dalam kenyataannya musuh mereka yang sesungguhnya adalah orang yang menggoyang-goyangkan mangkuk tsb yang telah memprovokasi mereka untuk saling membenci, memusuhi bahkan saling menyerang dan membunuh.

** inilah aktor intelektual dibalik pertengkaran dan permusuhan sesama anak bangsa di berbagai negara di dunia

** Fenomena inilah yang saat ini dialami oleh bangsa yang negerinya hancur karena adu domba perpecahan. 

Jadi sebenarnya yang harus dipikirkan dan dipertanyakan adalah siapa yang telah mengaduk-aduk kita supaya saling bermusuhan hingga saling membunuh dengan berbagai alasan dan isu ini..?

Mulai dari isu SARA, golongan dan isu-isu lainnya yang tujuannya satu hanya untuk membuatmu saling membenci, bermusuhan, bertengkar dan kalau bisa saling membunuh seperti semut tadi. 

** Pikirkanlah, gunakanlah akal sehat karena kita bukan semut dan jangan mau diadu seperti semut.

** Jika ada orang yang mempengaruhi atau mengajakmu untuk saling bermusuhan waspadalah jangan-jangan dia bagian dari orang-orang pemegang mangkuk semut tsb. 

** Segeralah sadar jangan tunggu sampai negerimu hancur oleh cara-cara adu semut ini. 

** Bagikanlah artikel ini pada siapapun jika kamu peduli pada nasibmu dan nasib bangsamu. 

Ditulis oleh Alex Morton

dari fb. Human Reform Politics

Buat yg ngeributin TKA Cina, Buka mata....

 Buat yg ngeributin TKA Cina, Buka mata....
(Copas dari Buntoro Sutanto)

FIELD TRIP REPORT - PT IMIP, MOROWALI, SULAWESI TENGAH.

Tulisan berikut laporan pandangan mata langsung dari seorang kawan di perusahaan RRC yang beroperasi di Sulawesi.

Dear teman2, terkait masalah Cina ini saya ada pengalaman menarik ketika diberi kesempatan ke Morowali, atas kebaikan komandan KBL. 

Melihat salah satu perusahaan pertambangan nikel di sana. 

Yang sudah memiliki smelter  jadi nikel di ekspor bukan dalam bentuk bijih nikel, melainkan dalam bentuk lembaran-lembaran nikel.

 Kebetulan pemiliknya adalah orang Cina. 

Saya ingin berbagi kekaguman dan keheranan melihat susana di sana.

Saya terasa berada di luar negeri. Baik dalam cara hidup dan bekerja.

 Paling tidak saya teringat ketika tinggal di daerah Caltex, tempat orang tua saya bekerja.

Saya tidak memihak dan tidak ada urusan dukung mendukung terkait dengan banyaknya tenaga asing yang masuk akhir akhir ini dan jadi pembicaraan hangat ditengah merebaknya wabah covid-19.

 Tapi ingin berbagi dari sudut pandang yang berbeda, seperti dibawah ini.

 Sehingga kita tidak perlu bertanya-tanya lagi. 

Atau bahkan membuat konklusi sendiri yang kadang jauh dari kenyataan.

1. Kawasan industri dibangun selayaknya kawasan industri moderen yang baik dan benar.

 Mensyaratkan adanya living space, public health, food service, dan government authority

A. Dengan adanya Living Space_ (tempat tinggal) yang dekat dengan pabrik, maka karyawan tidak memerlukan kendaraan untuk berangkat kerja. Biaya kredit kendaraan dan bbm menjadi NOL. Mereka tidak perlu stress memikirkan kredit bulanan motor dan biaya lainnya. Tempat tinggal mereka sekelas apartemen atau rumah susun menengah atas, dengan sewa yang relatif murah (500 ribuan per bulan)
Bayangkan di lokasi lain, karyawan hanya menyewa rumah sederhana di sekitar pabrik. Bahkan tidak jarang jauh dari pabrik. Kelelahan menuju pabrik saja sudah membuat mereka stress.

Living Space ini dikelola oleh perusahaan khusus.

 Memastikan pembayaran tepat waktu dan kebersihan terjaga. Sepelemparan batu dari sana terdapat lapangan futsal, badminton, dan volly. Dibuka hanya pada jam tertentu dan saat libur.

Oh ya, per enam bulan mereka dapat pembagian sepatu dan seragam khusus.

B. Dengan adanya Public Health , karyawan tidak memerlukan lagi antri berjam-jam di rumah sakit jika ada gangguan kesehatan. Jika tidak ada, bisa dibayangkan hanya untuk memastikan flu biasa atau sakit yang lainnya, di pabrik lain karyawan perlu izin sehari. Di sana karena ada sekitar 10 klinik dengan sekitar 15 dokter dan ratusan perawat, maka dalam setengah jam mereka sdh bisa diperiksa. Apakah perlu izin istirahat atau tetap bekerja. Obat-obatan disediakan gratis. Karyawan bisa berhemat waktu dan uang. 

C. Dengan adanya Food Service , kita tidak akan melihat ribuan karyawan keluar pabrik dan makan di pinggir jalan. Warung kumuh sebagaimana halnya dengan pabrik di tempat lain (Jakarta dan Bekasi, misalnya) Kesehatan mereka menjadi  taruhannya. 
Tapi di sini,  makan mereka diantar ke tempat istirahat dan mereka bisa makan dengan tenang kemudian sholat. Kebersihan makanan sudah sangat tentu terjaga. Tanpa perlu ke luar area pabrik.

Mereka butuh sekitar 1000 ekor ayam dalam satu hari. 400 kg telur.  Ratusan kilo sayur dan buah. 1.2 ton beras yang dimasak hanya sekitar 45 menit dengan peralatan yang super modern. Beras masuk ke dalam mesin.  Dicuci dan dimasak langsung. 45 menit kemudian, cling.... jadi nasi. Puluhan orang kemudian memasukan nasi tersebut ke dalam kotak khusus tempat makan. Dilengkapi kemudian dengan sayur, buah dan kerupuk. Siap antar ke tempat masing-masing divisi, melalui troli-troli khusus.

Oh ya, sekali menggoreng kerupuk 400 kg untuk satu hari. Maklum orang kita suka makan dengan kerupuk. Kuali penggorengnya sebesar kuali orang betawi memasak dodol. Chef nya beberapa dari hotel terkenal di jakarta. 

Cold storage nya mampu menampung bahan makan untuk seminggu lebih. Tidak terbayangkan saat kondisi pandemi covid-19 ini. Bagaimana mereka memenuhi bahan makanan ini (?). Atau saat lebaran dan tahun baru dimana semua harga melonjak. Padahal karyawan harus tetap makan. 

Government authority saya lihat ini belum berjalan baik. Khususnya pemda setempat.  Nanti lain waktu saya ceritakan. Bagaimana tabiat orang kita "mencuri dalam kesempatan"

Keempat syarat itulah yang dibutuhkan dalam suatu kawasan industri modern. Kawasan industri lainnya di Indonesia jarang ada yang menerapkan demikian. 

Jadi jangan heran investor memilih negara lain dibandingkan dengan Indonesia.

 Itu sebabnya Presiden Jokowi heran tahun lalu. Mengapa sedikit sekali investor yang memindahkan perusahaan mereka ke Indonesia. 

Seharusnya masalah living space di atas bagian dari kebijakan pemerintah. Paling tidak dalam hal menyiapkan lahannya.

Di Indonesian Morowali Industrial Park ( IMIP) mereka membuatnya sendiri.

Ini agaknya harus menjadi catatan khusus pemerintah jika ke depan hendak mendirikan industrial park

Keempat syarat di atas menjadi mutlak.

2. Dengan kondisi pelayanan seperti di atas, ternyata masih banyak karyawannya yang tidak betah. Khususnya yang berasal dari Indonesia. 

Mengapa bisa terjadi demikian?

 Barangkali cerita dibawah ini bisa menjelaskannya.

3. Ketika sampai di lobby penginapan. Saya terkagum-kagum. Semua ruangan sangat simpel. Gedung hotel sekelas bintang lima tersebut sengaja didisain tidak rumit. Namun tetap menarik. Sepertinya mereka memikirkan dalam hal memudahkan perawatan. 

Meja resepsionis clear dari barang-barang yang tidak perlu. Semacam pernak pernik hiasan dan ukiran. Hanya ada bel kecil dan balpoint serta kertas.

Model kursi dan sofa nya juga tidak rumit dan penuh ukiran. Tentu sangat memudahkan untuk dibersihkan pula.

Demikian juga dengan struktur bangunannya. Semuanya memudahkan untuk dibersihkan. Tapi tetap memenuhi estetika sebuah hotel berbintang secara arsitektural. 

Tidak ada ukiran dan lukisan mewah. Tapi tetap menarik. Petugas resepsionisnya hanya satu orang. Lobby yang lapang dan lega serta langit-langitnya yang tinggi membuat sirkulasi udara menjadi bebas. Tidak ada patung mewah dan lukisan mahal terlihat. 

Memasuki restoran ketika sarapan semua tampak sederhana dan lengang. Menunya pagi itu ada ala western, chinese, dan Indonesia.

Saya heran, kok lengang dan tidak ada yang sarapan? 
Ketika saya tanya mengapa sepi. Dijawab oleh petugas restoran, bahwa semua sudah sarapan dan berangkat kerja. Ok

Siangnya ketika saya datang sekitar jam satuan untuk makan juga begitu. Restoran  itu juga terlihat sepi. Jawabannya sama. Semua sudah makan dan berangkat kerja. 

Esok paginya saya sengaja datang lebih awal. Jam setengah tujuh. Baru terlihat para ekspatriat makan. 

Semua tertib. Tidak ada yang ngobrol sambil makan. Selesai mengambil sarapan, makan. Selesai makan langsung ke luar restoran. 

Sementara saya selesai sarapan ngobrol-ngobrol dulu dengan rekan satu team. Ngalor ngidul sebelum berangkat survey. Giliran mereka yang heran melihat saya demikian.

Oh ya, di tiap meja restoran hotel sekelas bintang lima itu tidak ada pernak pernik hiasan semacam bunga cantik kecil dalam vas unik. 
Begitu efisiennya mereka dalam hidup. Buat apa lukisan mahal, patung berkelas, bunga hidup dan vas cantik? Bukankah semua itu pemborosan?

Trus mengapa saya bisa mengatakan hotel itu sekelas bintang lima?
Memasuki kamar hotel dan melihat fasilitas di dalamnya baru terasa.

Sorenya saya ke living space. Semua terlihat rapi. Ada kantor pengelola di sebelah kanan lobby dan kantin/mini market di sebelah kirinya. Semua yang masuk melepaskan alas kaki. Itu sebab lantainya licin dan mengkilap. Jauh dari kesan hunian buruh pabrik.

Kemudian dijelaskan oleh pengelola mengenai aturan tinggal di sana. Antara lain yang jualan kue dari penduduk setempat tidak boleh masuk ke areal tempat tinggal. Hanya boleh di luar pagar. Begitu juga dengan laundry. Tempat olah raga hanya dibuka pada sore hari dan diwaktu libur. Di luar itu tidak boleh. 

Melihat "mini marketnya" saya jadi ingat KPK dengan program nya kantin jujur. Silahkan ambil barang. Catat dibuku yang sudah disediakan. Kemudian masukan uang pada kotak disebelahnya sesuai jumlah harga yang kita beli. 

Aturan lainnya,  dilarang juga bergerombol dan ngobrol di luar apartemen. Ada ruangan yang disediakan. Serba tertib dan penuh aturan.

Pantesan suatu sore ketika saya menuruni hotel menuju kolam renang dan pantai tidak ada satupun yang berenang dan main di pantai. Baik pagi maupun sore hari. Jangan-jangan peraturan yang berlaku di apartemen ini juga berlaku buat direksi.

Saya yang tadinya mau berenang di hari biasa jadi mengurungkan niat.

Dugaan saya benar. Ketika saya tanya kepada petugas yang berkeliling, mengapa sepi dan tidak ada yang berenang. Kan bukan hari libur pak, jawabnya. Demikian juga di pinggir pantai. Tidak ada satupun yang terlihat.

Sorenya ketika hendak kembali ke Jakarta via Kendari, saya berkesempatan naik pesawat Cessna barengan dengan beberapa direksi.  

Menuju ke private bandara (mereka memiliki lapangan udara sendiri) saya melewati beberapa bangunan pabrik. Dari luar terlihat sepi.

Saya membayangkan yang bekerja di dalam tentu sangat sibuk sekali. 

Hampir 40 ribu tenaga kerja dalam tiga shift (35 ribu orang Indonesia, 5000 ekspatriat Cina). Karena menggunakan teknologi tinggi (konon pertambangan nikel yang diolah langsung menjadi lembaran lembaran nikel itu menggunakan teknologi moderen dan canggih) , maka semua harus disiplin.  Jika tidak tentu hasil akhir yang akan jadi taruhan. Dan disiplin itu harus dimulai dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara hidup di living space. Memanfaatkan public health  dengan benar. Dan tentunya makan tertib dengan menu yang sudah disediakan. Termasuk mengikuti jadwal olah raga yang sudah ditetapkan. 

Sore yang cerah itu pesawat Cessna berpenumpang 10 orang itu terbang dengan tenang. Setenang laut biru teluk Morowali dibawahnya. Mengantarkan rombongan ke Bandara di Kendari. Kembali ke Jakarta dengan pesawat berikutnya. 

Semoga anak-anak muda dari sekitar Sulawesi dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia yang bekerja di sana dapat beradaptasi dengan model kerja dan kehidupan di pabrik canggih tersebut, sembari menyerap ilmunya. 

Kuncinya hanya satu: DISIPLIN.

Konon kabarnya sebentar lagi akan berdiri pula pabrik battery yang bahan utamanya nikel. Tentu membutuhkan pekerja yang banyak dan harus memiliki kedispilinan yang tinggi pula. 

Karena dari teknologi yang hanya menghasilkan bijih nikel, tentu berbeda dengan teknologi yang menghasilan nikel dalam bentuk lembaran. Apalagi kalau sudah berubah menjadi battery. Tentu lebih tinggi lagi teknologi dan kedisiplinan yang diperlukan.

No
Note:
Mengenai government authority nanti saya akan cerita kalau momennya pas..

https://m.facebook.com/groups/1417103738524228?view=permalink&id=2858202081081046

Mengerikan..!

 Mengerikan..!

Saiful Jamil bebas, keluar penjara dengan selebrasi layaknya orang gila yang tidak mengerti bahwa hukum manusia tidak seberapa dibandingkan hukum Tuhan. Berdiri tegak tanpa malu dengan kalung bunga yang sebenarnya lebih pantas diletakkan di makamnya.
...

berdasarkan penelitian yang dilakukan UNICEF (2007) diperkirakan 100.000 anak dan perempuan di Indonesia diperdagangkan untuk tujuan seksual setiap tahunnya. 30% dari perempuan yang bekerja untuk pelacuran di Indonesia berusia di bawah 18 tahun.

Dengan perkiraan 40.000 hingga 70.000 anak Indonesia menjadi korban eksploitasi seksual komersial setiap tahun.
...

Menghadapi ini, tidak bisa dengan KPAI, P2TP2A, atau lembaga lain yang berisi birokrat sepersepuluh peduli yang penting dapat makan. Bahkan Kementerian PPPA hanya mampu bicara sampai di titik; “Ini kejahatan serius…”, tapi tidak ada follow up sama sekali.
...

Rentang usia yang diperdagangkan untuk pemuas seks adalah 0 sampai 18 tahun, dengan mayoritas berusia antara 8-12 tahun, laki-laki atau perempuan sama saja.

Sebagian akan dijual organ tubuhnya, bagus kalau masih dibiarkan hidup, berarti dirawat lalu dioperasi, ini biasanya dilakukan pada anak dengan rentang usia 3-8 tahun. Cukup diambil satu ginjalnya lalu dipotong lidahnya agar tidak bisa menceritakan apa yang dialaminya, lalu lempar ke mafia pengemis dunia.

https://www.sintesanews.com/anakmu-dibawa-wewe-gombel/

Aneh,Mengapa Orang Ribut Masalah TKA Cina,Sepertinya Mereka Menghembuskan Karena Order Dari Orang Tertu.

 Buat yg ngeributin TKA Cina, Buka mata....
(Copas dari Buntoro Sutanto)

FIELD TRIP REPORT - PT IMIP, MOROWALI, SULAWESI TENGAH.

Mari ikuti laporan kunjungan Sdr Buntoro Susanto langsung ke Lokasi di mana TKA sedang melakukan tugasnya di lokasi pabrik tersebut,mari ikuti agar faham.Jangan termakan isus negatif.Pengalaman ini sangat berguna agar dapat dicontoh para pekerja orang Indonesia,agar orang Indonesia bisa maju.

Tulisan berikut laporan pandangan mata langsung dari seorang kawan di perusahaan RRC yang beroperasi di Sulawesi.

Dear teman2, terkait masalah Cina ini saya ada pengalaman menarik ketika diberi kesempatan ke Morowali, atas kebaikan komandan KBL. 

Melihat salah satu perusahaan pertambangan nikel di sana. 

Yang sudah memiliki smelter  jadi nikel di ekspor bukan dalam bentuk bijih nikel, melainkan dalam bentuk lembaran-lembaran nikel.

 Kebetulan pemiliknya adalah orang Cina. 

Saya ingin berbagi kekaguman dan keheranan melihat susana di sana.

Saya terasa berada di luar negeri. Baik dalam cara hidup dan bekerja.

 Paling tidak saya teringat ketika tinggal di daerah Caltex, tempat orang tua saya bekerja.

Saya tidak memihak dan tidak ada urusan dukung mendukung terkait dengan banyaknya tenaga asing yang masuk akhir akhir ini dan jadi pembicaraan hangat ditengah merebaknya wabah covid-19.

 Tapi ingin berbagi dari sudut pandang yang berbeda, seperti dibawah ini.

 Sehingga kita tidak perlu bertanya-tanya lagi. 

Atau bahkan membuat konklusi sendiri yang kadang jauh dari kenyataan.

1. Kawasan industri dibangun selayaknya kawasan industri moderen yang baik dan benar.

 Mensyaratkan adanya living space, public health, food service, dan government authority

A. Dengan adanya Living Space_ (tempat tinggal) yang dekat dengan pabrik, maka karyawan tidak memerlukan kendaraan untuk berangkat kerja. Biaya kredit kendaraan dan bbm menjadi NOL. Mereka tidak perlu stress memikirkan kredit bulanan motor dan biaya lainnya. Tempat tinggal mereka sekelas apartemen atau rumah susun menengah atas, dengan sewa yang relatif murah (500 ribuan per bulan)
Bayangkan di lokasi lain, karyawan hanya menyewa rumah sederhana di sekitar pabrik. Bahkan tidak jarang jauh dari pabrik. Kelelahan menuju pabrik saja sudah membuat mereka stress.

Living Space ini dikelola oleh perusahaan khusus.

 Memastikan pembayaran tepat waktu dan kebersihan terjaga. Sepelemparan batu dari sana terdapat lapangan futsal, badminton, dan volly. Dibuka hanya pada jam tertentu dan saat libur.

Oh ya, per enam bulan mereka dapat pembagian sepatu dan seragam khusus.

B. Dengan adanya Public Health , karyawan tidak memerlukan lagi antri berjam-jam di rumah sakit jika ada gangguan kesehatan. Jika tidak ada, bisa dibayangkan hanya untuk memastikan flu biasa atau sakit yang lainnya, di pabrik lain karyawan perlu izin sehari. Di sana karena ada sekitar 10 klinik dengan sekitar 15 dokter dan ratusan perawat, maka dalam setengah jam mereka sdh bisa diperiksa. Apakah perlu izin istirahat atau tetap bekerja. Obat-obatan disediakan gratis. Karyawan bisa berhemat waktu dan uang. 

C. Dengan adanya Food Service , kita tidak akan melihat ribuan karyawan keluar pabrik dan makan di pinggir jalan. Warung kumuh sebagaimana halnya dengan pabrik di tempat lain (Jakarta dan Bekasi, misalnya) Kesehatan mereka menjadi  taruhannya. 
Tapi di sini,  makan mereka diantar ke tempat istirahat dan mereka bisa makan dengan tenang kemudian sholat. Kebersihan makanan sudah sangat tentu terjaga. Tanpa perlu ke luar area pabrik.

Mereka butuh sekitar 1000 ekor ayam dalam satu hari. 400 kg telur.  Ratusan kilo sayur dan buah. 1.2 ton beras yang dimasak hanya sekitar 45 menit dengan peralatan yang super modern. Beras masuk ke dalam mesin.  Dicuci dan dimasak langsung. 45 menit kemudian, cling.... jadi nasi. Puluhan orang kemudian memasukan nasi tersebut ke dalam kotak khusus tempat makan. Dilengkapi kemudian dengan sayur, buah dan kerupuk. Siap antar ke tempat masing-masing divisi, melalui troli-troli khusus.

Oh ya, sekali menggoreng kerupuk 400 kg untuk satu hari. Maklum orang kita suka makan dengan kerupuk. Kuali penggorengnya sebesar kuali orang betawi memasak dodol. Chef nya beberapa dari hotel terkenal di jakarta. 

Cold storage nya mampu menampung bahan makan untuk seminggu lebih. Tidak terbayangkan saat kondisi pandemi covid-19 ini. Bagaimana mereka memenuhi bahan makanan ini (?). Atau saat lebaran dan tahun baru dimana semua harga melonjak. Padahal karyawan harus tetap makan. 

Government authority saya lihat ini belum berjalan baik. Khususnya pemda setempat.  Nanti lain waktu saya ceritakan. Bagaimana tabiat orang kita "mencuri dalam kesempatan"

Keempat syarat itulah yang dibutuhkan dalam suatu kawasan industri modern. Kawasan industri lainnya di Indonesia jarang ada yang menerapkan demikian. 

Jadi jangan heran investor memilih negara lain dibandingkan dengan Indonesia.

 Itu sebabnya Presiden Jokowi heran tahun lalu. Mengapa sedikit sekali investor yang memindahkan perusahaan mereka ke Indonesia. 

Seharusnya masalah living space di atas bagian dari kebijakan pemerintah. Paling tidak dalam hal menyiapkan lahannya.

Di Indonesian Morowali Industrial Park ( IMIP) mereka membuatnya sendiri.

Ini agaknya harus menjadi catatan khusus pemerintah jika ke depan hendak mendirikan industrial park

Keempat syarat di atas menjadi mutlak.

2. Dengan kondisi pelayanan seperti di atas, ternyata masih banyak karyawannya yang tidak betah. Khususnya yang berasal dari Indonesia. 

Mengapa bisa terjadi demikian?

 Barangkali cerita dibawah ini bisa menjelaskannya.

3. Ketika sampai di lobby penginapan. Saya terkagum-kagum. Semua ruangan sangat simpel. Gedung hotel sekelas bintang lima tersebut sengaja didisain tidak rumit. Namun tetap menarik. Sepertinya mereka memikirkan dalam hal memudahkan perawatan. 

Meja resepsionis clear dari barang-barang yang tidak perlu. Semacam pernak pernik hiasan dan ukiran. Hanya ada bel kecil dan balpoint serta kertas.

Model kursi dan sofa nya juga tidak rumit dan penuh ukiran. Tentu sangat memudahkan untuk dibersihkan pula.

Demikian juga dengan struktur bangunannya. Semuanya memudahkan untuk dibersihkan. Tapi tetap memenuhi estetika sebuah hotel berbintang secara arsitektural. 

Tidak ada ukiran dan lukisan mewah. Tapi tetap menarik. Petugas resepsionisnya hanya satu orang. Lobby yang lapang dan lega serta langit-langitnya yang tinggi membuat sirkulasi udara menjadi bebas. Tidak ada patung mewah dan lukisan mahal terlihat. 

Memasuki restoran ketika sarapan semua tampak sederhana dan lengang. Menunya pagi itu ada ala western, chinese, dan Indonesia.

Saya heran, kok lengang dan tidak ada yang sarapan? 
Ketika saya tanya mengapa sepi. Dijawab oleh petugas restoran, bahwa semua sudah sarapan dan berangkat kerja. Ok

Siangnya ketika saya datang sekitar jam satuan untuk makan juga begitu. Restoran  itu juga terlihat sepi. Jawabannya sama. Semua sudah makan dan berangkat kerja. 

Esok paginya saya sengaja datang lebih awal. Jam setengah tujuh. Baru terlihat para ekspatriat makan. 

Semua tertib. Tidak ada yang ngobrol sambil makan. Selesai mengambil sarapan, makan. Selesai makan langsung ke luar restoran. 

Sementara saya selesai sarapan ngobrol-ngobrol dulu dengan rekan satu team. Ngalor ngidul sebelum berangkat survey. Giliran mereka yang heran melihat saya demikian.

Oh ya, di tiap meja restoran hotel sekelas bintang lima itu tidak ada pernak pernik hiasan semacam bunga cantik kecil dalam vas unik. 
Begitu efisiennya mereka dalam hidup. Buat apa lukisan mahal, patung berkelas, bunga hidup dan vas cantik? Bukankah semua itu pemborosan?

Trus mengapa saya bisa mengatakan hotel itu sekelas bintang lima?
Memasuki kamar hotel dan melihat fasilitas di dalamnya baru terasa.

Sorenya saya ke living space. Semua terlihat rapi. Ada kantor pengelola di sebelah kanan lobby dan kantin/mini market di sebelah kirinya. Semua yang masuk melepaskan alas kaki. Itu sebab lantainya licin dan mengkilap. Jauh dari kesan hunian buruh pabrik.

Kemudian dijelaskan oleh pengelola mengenai aturan tinggal di sana. Antara lain yang jualan kue dari penduduk setempat tidak boleh masuk ke areal tempat tinggal. Hanya boleh di luar pagar. Begitu juga dengan laundry. Tempat olah raga hanya dibuka pada sore hari dan diwaktu libur. Di luar itu tidak boleh. 

Melihat "mini marketnya" saya jadi ingat KPK dengan program nya kantin jujur. Silahkan ambil barang. Catat dibuku yang sudah disediakan. Kemudian masukan uang pada kotak disebelahnya sesuai jumlah harga yang kita beli. 

Aturan lainnya,  dilarang juga bergerombol dan ngobrol di luar apartemen. Ada ruangan yang disediakan. Serba tertib dan penuh aturan.

Pantesan suatu sore ketika saya menuruni hotel menuju kolam renang dan pantai tidak ada satupun yang berenang dan main di pantai. Baik pagi maupun sore hari. Jangan-jangan peraturan yang berlaku di apartemen ini juga berlaku buat direksi.

Saya yang tadinya mau berenang di hari biasa jadi mengurungkan niat.

Dugaan saya benar. Ketika saya tanya kepada petugas yang berkeliling, mengapa sepi dan tidak ada yang berenang. Kan bukan hari libur pak, jawabnya. Demikian juga di pinggir pantai. Tidak ada satupun yang terlihat.

Sorenya ketika hendak kembali ke Jakarta via Kendari, saya berkesempatan naik pesawat Cessna barengan dengan beberapa direksi.  

Menuju ke private bandara (mereka memiliki lapangan udara sendiri) saya melewati beberapa bangunan pabrik. Dari luar terlihat sepi.

Saya membayangkan yang bekerja di dalam tentu sangat sibuk sekali. 

Hampir 40 ribu tenaga kerja dalam tiga shift (35 ribu orang Indonesia, 5000 ekspatriat Cina). Karena menggunakan teknologi tinggi (konon pertambangan nikel yang diolah langsung menjadi lembaran lembaran nikel itu menggunakan teknologi moderen dan canggih) , maka semua harus disiplin.  Jika tidak tentu hasil akhir yang akan jadi taruhan. Dan disiplin itu harus dimulai dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara hidup di living space. Memanfaatkan public health  dengan benar. Dan tentunya makan tertib dengan menu yang sudah disediakan. Termasuk mengikuti jadwal olah raga yang sudah ditetapkan. 

Sore yang cerah itu pesawat Cessna berpenumpang 10 orang itu terbang dengan tenang. Setenang laut biru teluk Morowali dibawahnya. Mengantarkan rombongan ke Bandara di Kendari. Kembali ke Jakarta dengan pesawat berikutnya. 

Semoga anak-anak muda dari sekitar Sulawesi dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia yang bekerja di sana dapat beradaptasi dengan model kerja dan kehidupan di pabrik canggih tersebut, sembari menyerap ilmunya. 

Kuncinya hanya satu: DISIPLIN.

Konon kabarnya sebentar lagi akan berdiri pula pabrik battery yang bahan utamanya nikel. Tentu membutuhkan pekerja yang banyak dan harus memiliki kedispilinan yang tinggi pula. 

Karena dari teknologi yang hanya menghasilkan bijih nikel, tentu berbeda dengan teknologi yang menghasilan nikel dalam bentuk lembaran. Apalagi kalau sudah berubah menjadi battery. Tentu lebih tinggi lagi teknologi dan kedisiplinan yang diperlukan.

Dari Buntoro Sutanto
FIELD TRIP REPORT - PT IMIP, MOROWALI, SULAWESI TENGAH.
Mengenai government authority nanti saya akan cerita kalau momennya pas..
https://m.facebook.com/groups/1417103738524228?view=permalink&id=2858202081081046
ARSIP.TOPSEKALI.COM

Benarkah Ada Busana Muslim atau Busana Muslimah, Mari Ikuti Narasi Seorang Dosen King Fahd University Arabia,di Middle East Institute

*Benarkah Ada Busana Muslim atau Busana Muslimah*, 
*Mari Ikuti Narasi Seorang Dosen King Fahd University Arabia* 
*di Middle East Institute*

"Menjadi Muslim/ Muslimah tidak harus bercadar, berniqab, berjilbab, berhijab, berkerudung, berabaya, bergamis / berjubah, berkoko dan seterusnya tetapi juga bisa berkebaya, bersarung, berblangkon, berpeci, berjeans, berkemeja, berjas, berjarik dan seterusnya", tutur Sumanto Al Qurtuby,Arabia.
Banyak umat Islam di Indonesia yang mengatakan, menganggap atau mengklaim “busana Muslim/Muslimah”. Padahal sejatinya itu tidak ada... Itu hanya illusi.

Biasanya yang mereka maksud dengan "busana Muslim" itu misalnya "baju koko". Padahal "baju koko" itu kan "busana Tionghoa". Namanya saja "koko". Itu kan panggilan orang-orang Tionghoa kepada kakak laki2 / abang : misal KoKo Ahok , KoKo Aling , KoKo Ping Ho , dll. 

Busana lain yang dianggap "busana Muslim" adalah gamis/ jubah. Padahal jubah itu pakaian etnis mana saja dan pengikut agama apa saja . Jubah juga busana tradisional Tionghoa . Lihat saja Wong Fai Hung , para Biksu (Pendeta Budha) . Pakaian gamis itu dulu diperkenalkan oleh para pengelana dan pedagang Tionghoa ke Timur Tengah lewat Jalur Sutera . 

Di Timur Tengah, gamis juga dipakai oleh kelompok etnis mana saja dari agama/kepercayaan apa saja bukan melulu Arab/Muslim tetapi juga Qashqai, Kurdi, Yazidi, Druze, Assyrian, Mandaean, Shabak, Agama Katholik dlsb. 
Juga Etnis & suku-suku di Afrika Utara & Afrika Barat juga mengenakan jubah . 

Kemudian juga , yang biasanya disebut / dianggap sebagai “busana Muslimah” untuk perempuan yaitu hijab/ jilbab atau minimal kerudung... Padahal jenis pakaian ini juga lebih dulu dipakai oleh kaum perempuan dari berbagai penganut agama lainnya di dunia ini, bukan hanya Muslimah saja. Bahkan cadar (niqab/ burqa) juga lebih dulu dipakai oleh kaum perempuan kelompok ortodoks Yahudi yang mengklaim , "cadar" adalah "syariat/ ajaran Yahudi".

JADI , istilah yg dipakai utk sebutan “busana Muslim/Muslimah dsb” itu tidak lebih sebagai alat kampanye (bagi propaganda politik & propaganda agama saja) dan juga digunakan sebagai gimmick dan bahan promosi dagangan (oleh pedagang2 bakul) supaya dagangan pakaiannya cepat laris saja dibeli oleh konsumen2 yg mau dibohongi oleh pedagang2 tsb.
Begitulah kira2 analisa yg menggunakan akal sehat/ nalar ... Tidak lebih, tidak kurang...

Oleh : Sumanto Al Qurtuby,Direktur Nusantara Institute, Dosen King Fahd University, dan Senior scholar Middle East Institute. Jabal Dhahran, Jazirah Arabia.

Sabtu, 04 September 2021

Kupas Tuntas Bagaimana Hubungan Taliban Afganistan Dengan Indonesia, Simak Dan Gunakan Akal Sehat, Waspada, Jaga Pancasila

 
*Kupas Tuntas Bagaimana Hubungan Taliban Afganistan Dengan*
 *Indonesia,Simak Dan Gunakan Akal Sehat, Waspada, Jaga Pancasila* - arsip.topsekali.com

"Sasaran terorisme (biasanya berupa aksi bom bunuh diri) bukan hanya aparat keamanan atau kantor pemerintahan, tetapi bisa siapa saja (warga sipil, jurnalis, anak-anak, perempuan, dan sebagainya) dan apa saja (termasuk madrasah dan masjid). Mereka disinyalir juga jadi pelaku pengeboman di area kerumunan massa yang ingin kabur di kompleks bandara Kabul", Sumnato.*
Sejumlah kelompok agama dan elite politik di Indonesia tampak kegirangan dengan keberhasilan milisi Taliban mengontrol dan mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.

Mereka juga mendesak Pemerintah RI untuk segera mendukung rezim Taliban. Entah apa yang ada di benak mereka. Padahal, Taliban memiliki sejarah dan reputasi sangat buruk dalam menjalankan roda kepolitikan dan pemerintahan yang membuat rakyat Afghanistan ketakutan dan hidup dalam penderitaan lahir-batin.

Fakta bahwa ratusan ribu warga Afghanistan mencoba kabur dari negara mereka sejak Taliban mengambil alih kekuasaan menunjukkan apa atau siapa “jati diri” Taliban sesungguhnya. Jelas bahwa rakyat Afghanistan trauma terhadap rezim Islamis-fundamentalis Taliban saat lima tahun (1996-2001) berkuasa, yang penuh dengan kebiadaban dan ketidakmanusiawian. Dengan jatuhnya kembali Afghanistan ke tangan Taliban, mimpi buruk dan drama horor terbayang di depan mata mereka.

Selama kekuasaan rezim Taliban yang disokong Pakistan dan Al Qaeda, Afganistan (oleh Taliban diberi nama Emirat Islam Afghanistan) menjelma jadi “neraka” dunia mengerikan. Bahkan Korea Utara jauh lebih baik ketimbang Afghanistan di masa Taliban. Kemiskinan, kelaparan, dan malnutrisi merajalela. Kekerasan demi kekerasan tak pernah berhenti. Perang sipil antarfaksi Islam dan kelompok suku terus berkecamuk.

Pembantaian warga terjadi di mana-mana, bukan hanya terhadap kelompok minoritas etnis dan agama saja (misalnya, kelompok Syiah Hazara) tetapi juga terhadap siapa saja dan kelompok mana saja yang mereka anggap dan cap rival dan musuh pengganggu kekuasaan.

Penting untuk dicatat, rezim Taliban bukan hanya melakukan genosida atas manusia tetapi juga atas produk-produk spiritual-kebudayaan mereka (oleh Raphael Lemkin disebut “cultural genocide”) seperti aneka ragam karya seni, monumen bersejarah, peninggalan kepurbakalaan, atau bahkan bangunan tempat peribadatan karena dicap kafir-sesat, berpotensi menyekutukan Tuhan, tidak religius, atau dianggap menodai kemurnian akidah dan ajaran fundamental Islam yang mereka pegang dan yakini.

Selama berkuasa, rezim Taliban mengunci atau menggembok Afghanistan dari dunia luar. Mereka juga menolak bantuan makanan PBB untuk jutaan warga yang kelaparan. Mereka melarang media dan berbagai aktivitas publik yang dianggap berpotensi mengganggu kekuasaan. Berbagai aktivitas seni-budaya diharamkan termasuk musik, fotografi, lukisan, film, tarian, dan sebagainya.

Kaum perempuan jadi obyek paling mengenaskan. Mereka harus berpakaian tertutup rapat dari ujung kaki hingga ujung kepala, tak boleh pergi ke tempat umum sendirian tanpa ditemani muhrim (biasanya anggota keluarga), dilarang bekerja di sektor publik (kecuali dokter atau perawat untuk melayani pasien perempuan karena petugas medis laki-laki tak boleh menangani pasien perempuan), anak perempuan dilarang sekolah. Dan masih banyak lagi kisah pilu mereka. Jika melanggar aturan, mereka akan dihukum cambuk di hadapan publik.

Taliban juga menerapkan kebijakan scorched earth, yakni sebuah strategi untuk menghancurkan aset apa saja (kawasan, fasilitas publik, sumber-sumber ekonomi, industri, dan lainnya) yang dipandang memberi manfaat pihak lawan.

Karena itu jangan heran kenapa ketika Taliban berkuasa mereka memusnahkan banyak kawasan subur dan membakar rumah-rumah dan perkampungan penduduk. Ketika kekuasaan rezim Taliban rontok tahun 2001 karena digempur tentara AS setelah tragedi terorisme 9/11, kekerasan yang mereka lakukan tak serta-merta berhenti.

Berbagai aksi pengeboman dan terorisme keji untuk menggoyang pemerintah terus mereka lancarkan tanpa henti selama 20 tahun (2001–2021), memakan korban ribuan nyawa dan kerusakan fisik tak terhingga.

Nafsu kekuasaan (*baca terus narasi penting di bawah ini*...👭👪👇👇👇)
Kenapa Taliban menerapkan politik totalitarian dan membabi buta yang membuat Afghanistan kian terperosok dan porak-poranda? Jawabannya sangat simpel. Karena mereka tak mengerti cara memimpin warga yang majemuk dan memerintah sebuah negara. Mereka tidak memiliki pengetahuan, wawasan, strategi, dan skill untuk memerintah dan mengelola sebuah negara-bangsa. Hanya nafsu kekuasaan yang mereka miliki.

Akhirnya, untuk mengontrol ketaatan publik serta membuat warga tunduk dan patuh, yang bisa mereka lakukan hanya meneror dan menakut-nakuti warga dengan berbagai peraturan dan hukuman keras atas nama “penegakan syariat Islam”. Jadi Taliban pada dasarnya adalah “para bandit berjubah agama.”

Taliban memang bukan kelompok cerdik-cendikia yang berwawasan luas tentang seluk-beluk ilmu pemerintahan, kepolitikan, perekonomian, atau kebudayaan.

Dalam sejarahnya, Taliban adalah sebuah gerakan politik-agama yang terdiri dari kumpulan murid/alumni madrasah (taliban berarti murid/ siswa) yang berafiliasi ke sekolah-sekolah Deobandi (tersebar di berbagai daerah di Asia Selatan) yang bercorak literalis-revivalis-konservatif yang sangat ketat, rigid, closed-minded dan ekstrem dalam memahami, menafsirkan, dan mempraktikkan teks, wacana dan ajaran keislaman.

Baca juga : Tak Ada Hitam Putih di Afghanistan

Lebih jelasnya, kelompok atau gerakan Taliban adalah kombinasi antara ajaran Islam revivalis-konservatif ala Deobandi, ideologi militan Islamisme ala Al Qaeda, dan norma sosial Pasthunwali, yakni gaya hidup tradisional masyarakat Pasthun karena mayoritas Taliban memang dari suku/etnik Pasthun.

Taliban dibentuk tahun 1994 oleh Muhammad Umar (1960-2013, dikenal sebagai Mullah Umar), mantan siswa madrasah Deobandi dan bekas milisi Mujahidin dalam perang Afghanistan - Soviet (1979–1989), yang kala itu baru berumur 34 tahun.

Taliban berhasil menguasai panggung kekuasaan Afghanistan setelah berhasil memanfaatkan situasi chaos dan konflik internal antar-faksi Islam lantaran kegagalan elite politik-agama Afghanistan capai kesepakatan pemerintah koalisi nasional pasca-hengkangnya Tentara Merah Soviet.

Konflik internal antarkelompok Islam dan elite politik-agama itu kemudian memicu meletusnya perang sipil mahadahsyat yang membuat Afghanistan untuk kesekian kali hancur lebur. Sekitar enam faksi Islam (Hizbul Islam Gulbuddin, Jamiat Islami, Ittihad Islam, Harakat Inqilab Islam, Hizbul Wahdat, dan Junbish Milli) saling berebut kekuasaan, saling mengkhianati, saling membunuh, dan saling memerangi.

Padahal, kelompok radikal Islamis ini (dengan dukungan AS) dulu bersatu-padu sebagai “pejuang mujahidin” melawan tentara Soviet. Begitu Soviet berhasil dipukul mundur, mereka sendiri yang ironisnya saling gempur demi kekuasaan.

Di saat Afghanistan kacau-balau dilanda perang sipil itulah, milisi Taliban muncul sebagai “kuda hitam” yang berhasil merangsek, mengontrol, dan menguasai dua pertiga wilayah Afghanistan dan mendeklarasikan diri pemerintahan baru dengan nama Emirat Islam Afghanistan tahun 1996.

Apakah dengan pendeklarasian pemerintah oleh Taliban ini dengan sendirinya perang sipil berhenti? Tentu saja tidak. Perang sipil antarkelompok (termasuk “Aliansi Utara” yang dibentuk warlord Ahmad Shah Massoud yang terdiri dari koalisi sejumlah kelompok etnis seperti Uzbek, Tajik, Hazara, Turki, Pasthun) terus berlanjut dan berkecamuk.

Mewaspadai “Indonistan”

Jadi, cerita elite Taliban yang sekarang dianggap mengkhianati klausul/kesepakatan perjanjian damai dengan pemerintah Afghanistan (dan pemerintah AS) bukan hal baru. Cerita pendongkelan/pengambilalihan kekuasaan yang kini Taliban lakukan setelah 20 tahun bergerilya juga bukan cerita baru. Ini hanya kisah lama yang kembali terulang.

Siapapun yang mempelajari sejarah Afghanistan akan tahu negeri di kawasan Asia Tengah dan Asia Selatan ini diwarnai konflik, perang, dan perebutan kekuasaan bukan hanya dengan kelompok luar (non-Afghanistan), tetapi juga dengan sesama kelompok sosial di Afghanistan.

Aksi saling jegal, saling bunuh, dan saling memerangi antarkelompok, baik kelompok agama, ideologi, etnis, suku, klan, keluarga, maupun daerah (misalnya Afghanistan utara vs selatan) sudah lumrah terjadi. Jauh sebelum munculnya kelompok Islamis di panggung politik Afghanistan, kelompok-kelompok sosial lain sudah saling baku hantam demi kekuasaan.

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari “drama horor” Afghanistan dan rezim militan Taliban? Satu hal yang tak boleh diabaikan: jangan meremehkan dan membiarkan kelompok agama berhaluan radikal-konservatif.

Meski awalnya kelompok ini barang kali hanya bergerak di wilayah non-politik (dakwah-keagamaan, moralitas publik, akidah/teologi, dan sebagainya), jika ada kesempatan, peluang, sokongan, dan dukungan pihak luar, mereka bisa menjelma jadi kelompok militan agama-politik yang kejam, ekstrem, dan radikal dalam menjalankan paham kepolitikan dan keagamaan.

Baca juga : Talibanisasi dan Kontestasi Perempuan

Anggota Taliban mungkin tidak ada di Indonesia. Tetapi umat Islam yang berhaluan, berwawasan, bermental, dan berpola-pikir ala Taliban cukup banyak populasinya. Mereka menyelinap dan tersebar di parpol, ormas, institusi pendidikan, lembaga dakwah, dan bahkan pemerintah.

Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat yang peduli dengan masa depan perdamaian, toleransi, dan kebinekaan bangsa dan negara Indonesia perlu waspada dengan gerak-gerik mereka. Aparat hukum dan aparat keamanan juga jangan sampai lengah. Jika tidak hati-hati dan tidak ditangani dengan tegas dan saksama, bukan tidak mungkin, mereka kelak bisa menjelma menjadi “Taliban Indonesia” dan menyulap negara ini menjadi “Indonistan”. ●
SUMANTO AL QURTUBY ;  Pendiri dan Direktur Nusantara Institute; Pengajar King Fahd University of Petroleum & Minerals; dan Kontributor Middle East Institute, Washington DC
Sumber: 
https://www.kompas.id/baca/opini/2021/09/03/taliban-afghanistan-dan-indonesia/
*Arsip.TOPsekali.com*
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India