Jumat, 19 November 2021

Ngeri! BNPT sebut Farid Okbah bukan orang sembarangan di Al-Qaeda: Dia menjabat…*

 
Ngeri! BNPT sebut Farid Okbah bukan orang sembarangan di Al-Qaeda: Di
 
 
 
 
Ilustrasi pasukan jihad Al-Qaeda. Foto: Nytimes

Tersangka teroris Ustaz Farid Okbah ternyata punya jabatan penting di kelompok jihad Al-Qaeda.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Ahmad Nurwahid. Dia menjelaskan, Farid Okbah pernah pergi ke Afghanistan namun bukan untuk latihan militer bersama para kombatan.

Farid Okbah jadi mentor intelektual

Brigjen Ahmad lantas mengungkapkan bahwa kedatangan Ustaz Farid Okbah ke daerah konflik tersebut ialah untuk menjadi mentor Jamaah Islamiah (JI) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Tak tanggung-tanggung, jabatan dari Ustaz Farid Okbah di sana sebagai mentor intelektual JI.

Dalam menjalankan persannya, Ustaz Farid Okbah melatih sejumlah orang yang berpaham radikalis.

“FAO ke Afganistan tidak dalam rangka pendidikan dan latihan. Yang bersangkutan itu salah satu aktor intelektual atau mentornya JI, yang bersangkutan juga mendidik dan melatih para Ustaz kelompok kanan. JI berafiliasi dengan Al-Qaeda di Afganistan,” ujar Brigjen Ahmad saat dikonfirmasi, menyitat Tribun, pada Kamis, 18 November 2021.

Brigjen Ahmad juga menambahkan, bahwa Ustaz Farid Okbah bisa pula disebut sebagai afiliator atau koordinator JI untuk Al-Qaeda di Afghanistan.

Kendati demikian pihaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut soal kapan terakhir kali Farid Okbah pergi ke Afghanistan.

Melatih kader dan menyiarkan paham

Hanya saja, Ustaz Farid Okbah kedapatan pernah ditunjuk sebagai Ustaz yang melatih sejumlah kader Jamaah Islamiah pada tahun 1992 silam.

Ustaz Farid Okbah berperan untuk menggodok sejunmlah kader baru untuk menyebarkan paham-paham JI dengan mendalami kitab wahabi dan fiqih soal jihad.

Kemudian paham tersebut disiarkan para kadernya ke sejumlah daerah, terutama pesantren yang terafiliasi dengan paham JI.

“Di tahun-tahun 1992-an ditunjuk sebagai ustaz yang ditunjuk mentraining sejumlah kader ustaz ustaz yang menyebarkan visi dan misi JI dengan mendalaman kitab wahabi, fiqih jihad yang kemudian dikembangkan kepada kader-kader pesantren JI dan anggota JI di daerah dengan mengadakan dauroh-dauroh,” tandasnya.

Comments

Salvedar Sarumaha
sehari yang lalu
Saya heran... Indonesia beri panggung kepada imigran radikal Afganistan.
Bendelina Wadoe
sehari yang lalu
Sudah lama sekali , berarti sudah tumbuh subur apa lagi dia ada dalam organisasi MUI , pasti dalam tubuh MUI sudah tersebar paham radikal, harus hati2
Iman sah
sehari yang lalu
Sebelum jabatan presiden habis penggal harap pemutihan besar2 ran kepada ormas yg cenderung radikal.babat sampai ke akar2 nya.....
+62
sehari yang lalu
maaf org itu wajahnya penuh kebengisan. kebencian dan dendam
Guntur_S.
sehari yang lalu
Hayooo TNI polri bebaskan NKRI dr gerombolan Taliban kadrun KADRUN sesat..!!!
ikut kedar auto donkey
sehari yang lalu
bnpt udah tau lalu kenapa ini orang ngk di karungin...???.....malah di biarkan bebas
Daarass Ds
sehari yang lalu
Faham wahabi dlm Fiqih dn Tauhid selalu bertentangan dg Faham Ahli Sunnah wal jama'ah yg afliasi dg mazhab Syafi'i
Aan Mercure
sehari yang lalu
kalo sampe presiden jokowi tidak bisa 3 priode, harapan kami masyarakat indonesia di sisa masa jabatan pak jokowi yg tinggal 2 tahun lebih ini segera babat habis orang2 yg bersuara radikal, dan babat habis juga yg jelas2 kadrun
terungkap kan lama2
Liem Wen Bin
sehari yang lalu
MUI seluruh anggotanya perlu ditest wawasan kebangsaan,seperti dilakukan KPK.
 ⭕Ngeri! BNPT sebut Farid Okbah bukan orang sembarangan di Al-Qaeda: Dia menjabat…*

http://share.babe.news/al/jcepfwvYTR

HopsID
2021/11/18 11:43
Ikuti
Ilustrasi pasukan jihad Al-Qaeda. Foto: Nytimes

Tersangka teroris Ustaz Farid Okbah ternyata punya jabatan penting di kelompok jihad Al-Qaeda.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Ahmad Nurwahid. Dia menjelaskan, Farid Okbah pernah pergi ke Afghanistan namun bukan untuk latihan militer bersama para kombatan.

Farid Okbah jadi mentor intelektual

Brigjen Ahmad lantas mengungkapkan bahwa kedatangan Ustaz Farid Okbah ke daerah konflik tersebut ialah untuk menjadi mentor Jamaah Islamiah (JI) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Tak tanggung-tanggung, jabatan dari Ustaz Farid Okbah di sana sebagai mentor intelektual JI.

Dalam menjalankan persannya, Ustaz Farid Okbah melatih sejumlah orang yang berpaham radikalis.

“FAO ke Afganistan tidak dalam rangka pendidikan dan latihan. Yang bersangkutan itu salah satu aktor intelektual atau mentornya JI, yang bersangkutan juga mendidik dan melatih para Ustaz kelompok kanan. JI berafiliasi dengan Al-Qaeda di Afganistan,” ujar Brigjen Ahmad saat dikonfirmasi, menyitat Tribun, pada Kamis, 18 November 2021.

Brigjen Ahmad juga menambahkan, bahwa Ustaz Farid Okbah bisa pula disebut sebagai afiliator atau koordinator JI untuk Al-Qaeda di Afghanistan.

Kendati demikian pihaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut soal kapan terakhir kali Farid Okbah pergi ke Afghanistan.

Melatih kader dan menyiarkan paham
Hanya saja, Ustaz Farid Okbah kedapatan pernah ditunjuk sebagai Ustaz yang melatih sejumlah kader Jamaah Islamiah pada tahun 1992 silam.

Ustaz Farid Okbah berperan untuk menggodok sejunmlah kader baru untuk menyebarkan paham-paham JI dengan mendalami kitab wahabi dan fiqih soal jihad.

Kemudian paham tersebut disiarkan para kadernya ke sejumlah daerah, terutama pesantren yang terafiliasi dengan paham JI.

“Di tahun-tahun 1992-an ditunjuk sebagai ustaz yang ditunjuk mentraining sejumlah kader ustaz ustaz yang menyebarkan visi dan misi JI dengan mendalaman kitab wahabi, fiqih jihad yang kemudian dikembangkan kepada kader-kader pesantren JI dan anggota JI di daerah dengan mengadakan dauroh-dauroh,” tandasnya. 🚻

Ambyar! Jidat Anies Sudah Berstempel Permanen Dekat Ekstrimis

 Ambyar! Jidat Anies Sudah Berstempel Permanen Dekat Ekstrimis

    ANTON CAHAYA - SEWORD

Sejarah perpolitikan tanah air mencatat hanya di era Gus Dur partai berbasis agama Islam yang mampu melahirkan sosok pemimpin hingga kursi 1 RI. Itu pun saat itu pemilihan presiden ditentukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) belum mengadopsi sistem pemilihan langsung oleh rakyat.

Saat itu ada istilah poros tengah yang digawangi oleh Amien Rais. Dan Amien Rais sendiri saat itu sebagai Ketua MPR RI (1999-2004) dan kemudian digantikan Hidayat Nur Wahid (PKS). Di masa itu partai-partai yang bersasis agama Islam cukup dominan.

Dan belakangan Amien Rais juga yang pada akhirnya memiliki peran besar atas lengsernya Gus Dur. Jiwa besar terpancar. Saat itu Gus Dur mengalah dari pada ada pertumpahan darah sesama anak bangsa. Nah, sebagai daya tawar sampai saat ini Amien Rais pada akhirnya terlunta-lunta sebagai politikus. Terusir dari PAN yang ia dirikan. Kalau Gus Dur mengatakan sebagai "gelandangan politik". Sebuah kalimat yang menjadi nyata.

Setelah era Gus Dur tak terlihat lagi partai-partai yang berbasis agama mampu unjuk gigi. Padahal jika saja mereka mau bersatu cukup besar massanya. Partai basis agama antara lain: PKB, PPP, PKS, PAN, PBB dan partai gurem lainnya.

Tapi kendati berbasis agama, ada perbedaan ideologi diantara mereka, terutama PKS yang pendirinya Yusuf Supendi mengakui jika mereka adalah gerakan Ikhwanul Muslimin dari Mesir. Sumber

Sementara Ikhwanul Muslimin sendiri di Mesir masuk gerakan yang sudah dilarang karena dikategorikan masuk kelompok teroris. Sementara di Indonesia menjadi sebuah partai. Amazing. Jadi jangan heran jika "mereka' akrab dengan komentar miring terkait teroris.

Pada pilpres 2004, 2009, yang kesemuanya dimenangkan oleh SBY partai-partai Islam merapat. Di era SBY, PKS mencapai peak performance. Di era rezim inilah ormas-ormas kelompok ekstremis tumbuh subur Bayangkan saja selama 10 tahun SBY seperti menggelar karpet merah untuk mereka. Kelompok khilafah makin mencengkeram kuat saat itu. Menghina Pancasila dan UUD 45 sedemikian rupa. GBK dipenuhi yel-yel anti pemerintah oleh ratusan simpatisannya. Di era siapa? SBY, Jendral dengan tubuh tambun itu.

Bermacam-macam organisasi berhaluan ekstremis yang semula seupil tumbuh menjadi besar dan bengis. Kelompok khawarij dan wahabi pun turut bertumbuh. Kini efeknya menjadi musuh bersama di bumi nusantara yang beraneka ragam warnanya.
 
Jika begitu bolehkan kita salahkan SBY yang telah lemah dan lunak pada mereka, demi kepentingan langgengkan kekuasaan? Silahkan jawab dengan hati dan otak yang tenang. Abaikan kalimat mereka yang sedikit-sedikit teriakkan, "Thogut! bid'ah! kafir! haram! takbir! PKI! dan lain sebagainya."

Setelah Prabowo Subianto gagal dijadikan batu loncatan dan pijakan selama satu dasawarsa, kini kelompok mereka mulai bergeser dan melirik Anies Baswedan. Anies dipandang lebih menjanjikan sebagai sosok yang dapat merepresentasikan rasa sakit hati yang tak kunjung sembuh. Dikalahkan oleh Jokowi yang 55% rakyat Indonesia begitu mencintainya.

Anies Baswedan adalah harapan bagi kelompok ekstremis dan turunannya tersebut. Tokoh-tokoh di luar partai oposisi yang berasal dari latar belakang Ustad, pengamat, pejabat yang dipecat tiba-tiba menjadi idola kelompok yang membenci Jokowi.

Jadi tak perlu mengelak jika Anies Baswedan didukung oleh kelompok ekstremis yang tumbuh subur di tengah masyarakat bawah. Dan ini sudah tercatat oleh semesta. Anies Baswedan yang saat Pilgub DKI Jakarta gunakan kelompok mereka tak akan mungkin hilang begitu saja dari ingatan rakyat seluruh Indonesia.

Masih lekat ingatan rakyat jika Anies itu sosok yang jahat. Sebab menggunakan agama dan politik identitas untuk menghabisi Ahok.

Jadi jangan heran jika kemudian siklus sekarang mengarah ke Anies Baswedan. Sebagai karma. Dan pada akhirnya ia juga akan dihabisi oleh rakyat Indonesia yang suka cintai damai dan memelihara keragaman.

Meski Anies, dalang serta relawannya yang kemecer jabatan itu mencoba mengarahkan ke kelompok Islam yang tumbuh di Nusantara seperti NU dan merapat ke kelompok nasionalis, Anies tetap tak akan mampu mengikis kerak dan stempel yang sudah menempel di jidatnya secara permanen.

Bukan rakyat Indonesia yang bengis tapi itulah hukuman yang bakal Anies dan pemujanya terima. Jangan pernah main-main dengan rakyat Indonesia. Jadi keliru besar dan cenderung bodoh para pendukungnya yang mengumbar benci pada Jokowi. Data dan fakta sudah jelas Jokowi didukung "silent majority" yang tak suka jumpalitan di sosial media. Mereka lebih suka mengeksekusinya di TPS. Dan itu jauh lebih menyakitkan. Membungkam euforia dan sujud syukur yang sudah terlanjur.

Bagaimana menurut Anda?

Demikian, salam

Anggota MUI Pusat Ditangkap Densus, Ken Setiawan: Tidak Kaget, Sejak Dulu Kita Dingatkan.

 Anggota MUI Pusat Ditangkap Densus, Ken Setiawan: Tidak Kaget, Sejak Dulu Kita Dingatkan.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Zain An-Najah. 

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengaku telah lama menyampaikan bahwa ada oknum di MUI yang terindikasi terlibat jaringan radikalisme dan terorisme, mungkin dulu belum ditindak karena belum memenuhi unsur tindak pidana terorisme.

Sering kita lihat statemen oknum MUI over laps kan ? Jelas Ken.

Laporan Ken selalu dibantah bahwa MUI Streril dari paham radikal apalagi terorisme, sebab di MUI katanya perwakilan para ulama dan orang orang sholeh. 

MUI menurut Ken bukan perkumpulan Ulama, tapi perkumpulan perwakilan ormas Islam, termasuk ada juga yang berpaham radikal di dalam MUI, dan uniknya anggota MUI yang lain tidak bisa berbuat banyak.

Ini lemahnya hukum dinegara kita, kalau belum melakukan tindakan yang mengarah pada terorisme maka mereka belum bisa ditindak dengan pasal terorisme.

Ken berharap pemerintah segera membuat regulasi yang melarang semua paham yang bertentangan dengan Pancasila, karena mereka itu duri dalam daging, kalau pemerintah tidak tegas, maka akan semakin merajalela, karena mereka sudah menyusup kesemua kalangan, termasuk ASN dan TNI POLRI. Tutup Ken.

Sumber: https://kontraradikal.com/2021/11/16/anggota-mui-pusat-ditangkap-densus-ken-setiawan-tidak-kaget-sejak-dulu-kita-dingatkan/

Boleh dishare/bagikan.

Ganda Situmorang: Jika Bukti Valid, Densus 88 Jangan Ragu Tangkap Fadli Zon, Anwar Abbas, dan Anies Baswedan

 Ganda Situmorang: Jika Bukti Valid, Densus 88 Jangan Ragu Tangkap Fadli Zon, Anwar Abbas, dan Anies Baswedan

Beredar luas di sosial media, di situ kelihatan jelas sekali circle pertama manusia sampah teroris ini. Jejak rekam berupa photo dan videonya berserakan di dunia maya. Gerombolannya sangat jelas, ketika lebih 2 foto bersama dalam kegiatan dan aktivitas yang terencana dengan data dukung tambahan bisa dipastikan mereka satu gerombolan.

https://www.sintesanews.com/ganda-situmorang-jika-bukti-valid-densus-88-jangan-ragu-tangkap-fadli-zon-anwar-abbas-dan-anies-baswedan/

TERNYATA DARI DULU UCAPAN GUSDUR ADA BENARNYA, MUI MESTI DIBUBARKAN

 https://youtu.be/UiKCvOeL1RI



TERNYATA DARI DULU UCAPAN GUSDUR ADA BENARNYA, MUI MESTI DIBUBARKAN

Dulu, tahun 2007, ketika alm Gus Dur menyebut bahwa MUI menjadi sarang orang-orang yang berhaluan radikal, mereka mencak-mencak, menuduh Gus Dur Liberal, Syiah, dll.

Tahun 2015, ketika Pemerintah getol menggasak sel-sel teroris yang berkedok pengajian, pengepul kotak amal dll, bahkan sampai beberapa minggu yang lalu, saat Densus 88 menangkap anggota2 simpatisan teroris yang menggalang dana sampai 14 milyar dari hasil kotak amal yang disebar seluruh Indonesia, MUI malah bilang bubarkan Densus.

Hari ini, 2021, ketika anggota MUI - tak main-main, pengurus pusat pula, komisi fatwa - diciduk Densus 88 karena terlibat terorisme. Orang-orang baru menyadari, bahwa yang diomongkan alm Gus Dur 14 tahun lalu, ternyata benar.

Walau dengan tegas MUI mengatakan bahwa  Ahmad Zain An-Najah melakukan itu atas nama pribadinya namun itu tidak akan membersihkan nama MUI. Apapun penjelasan sudah tidak penting lagi. Akui sajalah MUI gagal menjadi lembaga yang menjaga marwah ulama dan Islam. Jadikan ini sebagai hikmah. Segeralah reformasi. Screening lagi semua pengurus MUI. Tidak perlu malu. Lakukan itu untuk umat dan nama baik Islam yang kita cintai. Kemudian, segera berhenti berpolitk dengan membuat pernyataan yang bersinggungan dengan pemerintah.

🙏🇲🇨

Mengungkap "Hubungan" Anies Baswedan dengan Farid Okbah dan Narasi "Jahat" Elit PKS

Mengungkap "Hubungan" Anies Baswedan dengan Farid Okbah dan Narasi "Jahat" Elit PKS

Kemarin, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris yaitu Farid Amad Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Pihak Kepolisian mengatakan jika mereka sudah memiliki cukup bukti untuk menjerat ketiga orang tersebut.

"Kita sudah kumpulkan bukti yang cukup, kita yakin, kemudian kita lakukan tindakan dan upaya hukum," jelas Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan. 

Penulis tidak akan membahas detail siapa Anung Al-Hamat atau Ahmad Zain An-Najah yang merupakan salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, tetapi penulis akan membahas siapa sebenarnya Farid Ahmad Okbah dan hubungannya dengan Anies Baswedan untuk melawan propaganda dan narasi “jahat” elit PKS.

Mari kita bahas lebih dalam tentang sosok Farid Ahmad Okbah ini…

Dalam beberapa postingan situs Voa-Islam, secara tegas menyebutkan jika Farid Ahmad Okbah ini adalah Dewan Penasehat situs tersebut.

Pada tahun 2017 lalu, situs Voa-Islam ini pernah diblokir oleh Kominfo karena melakukan provokasi SARA! 

Ada yang masih ingat dengan kasus meninggalnya Muhammad Al-Zahra Zoya yang dituduh mencuri amplifier Mesjid di Bekasi beberapa tahun yang lalu?

Lalu, lembaga Infaq Dakwah Center (IDC) yang pembinanya adalah Farid Ahmad Okbah membuat penggalangan dana untuk korban.

Lembaga IDC ini berhasil mengumpulkan uang donasi dari masyarakat sebanyak Rp 651.582.000 untuk keluarga korban. 

Tetapi yang disalurkan ke istri korban “hanya” Rp 251.582.000 yang diserahkan langsung oleh pembina IDC Farid Ahmad Okbah kepada Siti Zubaidah dan anaknya Alif. 

Jika uang donasi yang terkumpul sebanyak Rp 651.582.000 tetapi yang diberikan ke istri korban hanya Rp 251.582.000 lalu Rp 400 juta lagi kemana? Pihak IDC memberitatahukan jika uang sejumlah Rp 250 juta bakal dibelikan rumah, sementara sisanya Rp 400 juta diinfaq kepada lembaga tersebut. 

Jadi, silahkan menilai sendiri siapa yang untung besar dengan dalih pengumpulan dana untuk istri korban tersebut…

Banyak yang tidak tahu jika lembaga IDC ini merupakan salah satu lembaga kemanusiaan di Indonesia yang diduga untuk kegiatan berbau terorisme.

Ahli kontra terorisme dari lembaga Certified Counter Terrorism Practioner, Rakyan Adibrata mengatakan bahwa ada beberapa lembaga atau organisasi kemanusiaan baik internasional maupul lokal, yang menggalang dana (fundrising) untuk kegiatan terorisme.

Paling tidak, menurutnya, ada tiga lembaga kemanusiaan di Indonesia yang diduga paling menonjol dalam memberikan bantuan untuk kegiatan berbau terorisme. Ketiga lembaga itu adalah Infaq DakwahCenter (IDC), Gerakan Seribu Sehari (GASIBU), dan Azzam Dakwah Center (ADC).

Dalam situs internal mereka, Farid Ahmad Okbah ini juga pernah melakukan road show ke-35 kota di Indonesia dengan dalih pengumpulan dana peduli Suriah tetapi malah menggunakan simbol pemberontak Suriah!

Lalu, apa hubungan antara Farid Ahmad Okbah dengan Anies Baswedan?

Ada yang masih ingat dengan Anies bersama dengan beberapa tokoh berikut ini?

Dalam foto tersebut jelas kelihatan ada sosok Farid Ahmad Okbah di barisan paling kanan atas!

Farid Okbah ini pernah mengatakan jika reuni 212 merupakan momen umat bersatu yang dimuat di situs Panjimas yang pernah diblokir oleh Kominfo atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
 
Farid Ahmad Okbah, pendiri MIUMI ini merupakan salah satu “penggerak” aksi politik berkedok bela agama seperti yang terlihat dalam videonya:

Yang mau kepo-in akun official milik Farid Ahmad Okbah, silahkan klik di https://www.instagram.com/faridokbah_official/ 

Dalam instagram tersebut, kita bisa melihat foto Farid bersama dengan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini…

Dalam postingan yang lainya, Farid malah memperlihatkan foto Anies Baswedan yang sedang membaca buku miliknya beberapa hari lalu.

Bahkan pada tanggal 14 November 2021 lalu, Anies Baswedan hadir di rumah mertua Farid Ahmad Okbah.

Informasi pertemuan Anies Baswedan dan Farid Ahmad Okbah sebelum ditangkap oleh Densus terkait dugaan terorisme juga dimuat dalam media nasional 

Jadi sudah paham bukan bagaimana “hubungan” Anies Baswedan dengan Farid yang ditangkap oleh Densus 88 ini?

Setelah mengetahui jika sosok Farid Ahmad Okbah ini merupakan Dewan Penasehat situs radikal sekaligus Pembina lembaga IDC yang memberikan bantuan untuk kegiatan berbau terorisme serta pernah melakuan kegiatan penggalangan dana dengan dalih peduli Suriah tetapi menggunakan simbol bendera pemberontak Suriah, jadi masih pantaskah orang seperti ini dibela?

Jangan mau “diprovokasi” oleh elit partai oposisi PKS seperti Mardani Ali Sera dan Nassir Djamil terkait penangkapan tokoh “radikal” Farid Ahmad Okbah.

Mardani Ali Sera sengaja membuat cuitan untuk memancing emosi umat membuat tagar #saveulama

Elit PKS lainnya, Nassir Djamil juga sengaja nyinyir terhadap Densus 88 yang menangkap ketiga orang tersebut.

“Hal ini penting dilakukan agar jangan terkesan Densus 88 yang pernah ditantang oleh organisasi teroris KKB Papua, malah sepertinya hanya menyasar mubalig muslim, tebang pilih dan cenderung menyudutkan umat Islam,” ujarnya. 

Dari pernyataan kedua elit partai oposisi tersebut sangat jelas mengandung narasi “jahat” seolah Densus 88 anti terhadap umat Islam dan ini sangat berbahaya karena bisa memancing emosi umat yang merupakan mayoritas di Indonesia.

Atau kedua PKS tersebut sengaja ingin menciptakan chaos di tengah masyarakat dengan menggunakan isu sentimen agama?

Jangan lupa sejarah, jika petinggi PKS Hidayat Nur Wahid pernah menyarankan Polisi menggunakan tembakan bius untuk melumpuhkan teroris. 

Dan Nasir Djamil ini juga sempat “sewot” ketika teroris ditembak mati setelah menusuk 2 Polisi di Mesjid tahun 2017 lalu. 

Nasir Djamil bersama dengan beberapa tokoh oposisi lainnya sempat mengunjungi Gatot Saptono yang ditahan terkait kasus makar di Mako Brimob. 

Jangan katakan jika mereka pura-pura tidak tahu jika Gatot Saptono ini merupakan mantan Ketua HTI yang pernah membentuk dewan revolusi (berkedok) Islam untuk mengambil alih kekuasaan yang sah di Indonesia tahun 2011 silam. 

Pada tahun 2013, Gatot ini juga pernah ingin membubarkan Densus 88. 

Apakah sebuah kebetulan, jika Gatot Saptono yang ingin membubarkan Densus 88 pernah foto bersama dengan Farid Ahmad Okbah yang kemarin diciduk oleh Densus 88 saat menghadiri acara pemakaman Abu Jibril yang anaknya tewas di Suriah untuk membela jaringan teroris Al Qaeda melawan pemerintahan yang sah di sana?

Akhir kata, kita sebagai rakyat kecil jangan mudah terprovokasi oleh pihak oposisi yang memang tidak suka dengan situasi kondusif saat ini karena itu membuat nama pemerintahan semakin baik di mata rakyat.

Pihak Kepolisian juga tidak akan sembarangan menangkap orang karena semuanya harus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Wassalam,

Nafys Seword

Farid Ahmad Okbah seorang Afiliator yang sudah berpengalaman.

 Jika tidak disikat dari sekarang
Jika tidak diberangus dari sekarang
Jika tidak diantisipasi dari sekarang
Mereka kapan saja bisa menjadi bom waktu..
-
Target mereka bukan lagi umat non muslim
Tapi jihad melawan pemerintah yang dianggap Thoghut, sasaran yang dituju bisa kilang minyak, infrastruktur yang sudah dibangun oleh Presiden Joko widodo.
-
Saya apresiasi kepada tim Densus 88 yang tidak lelah siang dan malam terus mengikuti pergerakan kelompok Teroris ini, 
Mereka bukan lagi kelas ecek², 
Farid Ahmad Okbah seorang Afiliator yang sudah berpengalaman.
-
Semoga Tim Densus 88 selalu diberikan perlindungan oleh Tuhan, untuk menunaikan tugasnya agar tidak.ada kecemasan dan kepanikan masyarakat.
Repost@WeniSetyawan
#BubarkanMUI
#JagaIndonesia

Tidak semua teroris menjadi eksekutor di lapangan. Teroris

 Tidak semua teroris menjadi eksekutor  di lapangan. Teroris ada juga yang bekerja di medsos. 

Ciri-ciri teroris yang bekerja di medsos ciri-cirinya yaitu :
.
1. Mengatakan bahwa kejadian terorisme yang menelan banyak korban tersebut sebagai settingan, drama, atau rekayasa. Ini dilakukan agar masyarakat tidak berisimpati terhadap hilangnya nyawa korban.
.
2. Mengalihfokuskan berita korban jiwa akibat terorisme dengan berita lain yang tak ada sangkut pautnya. Tujuannya agar masyarakat lupa dengan kekejaman teroris.
.
3. Menggunakan kata-kata melecehkan buat menggambarkan keadaan korban. Ini memang sesuai tabiat para teroris yaitu senang bila melihat korbannya tersiksa.
.
4. Suka menyalahkan aparat hukum bila terjadi tindakan terorisme. Padahal aparat hukum adalah garda terdepan membendung tindakan teroris. Tapi oleh para teroris medsos keadaannya diputarbalik. Teroris pengebom bunuh diri dianggap korban konspirasi, sedangkan aparatlah yang menjadi sutradara terorismenya.
.
5. Suka mencaci pemerintah dengan istilah-istilah "tak enak" keagamaan. Misal pemerintah dituduh anti islam, thoghut, musuh Allah, pelaku bid'ah, penegak sistem kufur, dan sebagainya. Ini bertujuan membangkitkan aroma kebencian rakyat dengan pemerintah. Padahal akar terorisme adalah kebencian. Ingat, teroris hanya mau membunuh sesuatu yang dibencinya.
.
Ciri yang lain tentu masih ada. Tapi sementara 5 ini dirasa cukup bagi kita untuk mengenal siapa teroris medsos itu.
.
Apakah anda memiliki teman medsos yang suka melakukan 5 point di atas ? Pastikan dia adalah teroris atau minimal simpatisan teroris. Waspadalah terhadap orang semacam ini...

Hubungan Anies Baswedan dengan Farid Okbah

 Biar gak ketinggalan politik…

Mengungkap "Hubungan" Anies Baswedan dengan Farid Okbah dan Narasi "Jahat" Elit PKS

Kemarin, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris yaitu Farid Amad Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Pihak Kepolisian mengatakan jika mereka sudah memiliki cukup bukti untuk menjerat ketiga orang tersebut.

"Kita sudah kumpulkan bukti yang cukup, kita yakin, kemudian kita lakukan tindakan dan upaya hukum," jelas Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan. 

Penulis tidak akan membahas detail siapa Anung Al-Hamat atau Ahmad Zain An-Najah yang merupakan salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, tetapi penulis akan membahas siapa sebenarnya Farid Ahmad Okbah dan hubungannya dengan Anies Baswedan untuk melawan propaganda dan narasi “jahat” elit PKS.

Mari kita bahas lebih dalam tentang sosok Farid Ahmad Okbah ini…

Dalam beberapa postingan situs Voa-Islam, secara tegas menyebutkan jika Farid Ahmad Okbah ini adalah Dewan Penasehat situs tersebut.

Pada tahun 2017 lalu, situs Voa-Islam ini pernah diblokir oleh Kominfo karena melakukan provokasi SARA! 

Ada yang masih ingat dengan kasus meninggalnya Muhammad Al-Zahra Zoya yang dituduh mencuri amplifier Mesjid di Bekasi beberapa tahun yang lalu?

Lalu, lembaga Infaq Dakwah Center (IDC) yang pembinanya adalah Farid Ahmad Okbah membuat penggalangan dana untuk korban.

Lembaga IDC ini berhasil mengumpulkan uang donasi dari masyarakat sebanyak Rp 651.582.000 untuk keluarga korban. 

Tetapi yang disalurkan ke istri korban “hanya” Rp 251.582.000 yang diserahkan langsung oleh pembina IDC Farid Ahmad Okbah kepada Siti Zubaidah dan anaknya Alif. 

Jika uang donasi yang terkumpul sebanyak Rp 651.582.000 tetapi yang diberikan ke istri korban hanya Rp 251.582.000 lalu Rp 400 juta lagi kemana? Pihak IDC memberitatahukan jika uang sejumlah Rp 250 juta bakal dibelikan rumah, sementara sisanya Rp 400 juta diinfaq kepada lembaga tersebut. 

Jadi, silahkan menilai sendiri siapa yang untung besar dengan dalih pengumpulan dana untuk istri korban tersebut…

Banyak yang tidak tahu jika lembaga IDC ini merupakan salah satu lembaga kemanusiaan di Indonesia yang diduga untuk kegiatan berbau terorisme.

Ahli kontra terorisme dari lembaga Certified Counter Terrorism Practioner, Rakyan Adibrata mengatakan bahwa ada beberapa lembaga atau organisasi kemanusiaan baik internasional maupul lokal, yang menggalang dana (fundrising) untuk kegiatan terorisme.

Paling tidak, menurutnya, ada tiga lembaga kemanusiaan di Indonesia yang diduga paling menonjol dalam memberikan bantuan untuk kegiatan berbau terorisme. Ketiga lembaga itu adalah Infaq DakwahCenter (IDC), Gerakan Seribu Sehari (GASIBU), dan Azzam Dakwah Center (ADC).

Dalam situs internal mereka, Farid Ahmad Okbah ini juga pernah melakukan road show ke-35 kota di Indonesia dengan dalih pengumpulan dana peduli Suriah tetapi malah menggunakan simbol pemberontak Suriah!

Lalu, apa hubungan antara Farid Ahmad Okbah dengan Anies Baswedan?

Ada yang masih ingat dengan Anies bersama dengan beberapa tokoh berikut ini?

Dalam foto tersebut jelas kelihatan ada sosok Farid Ahmad Okbah di barisan paling kanan atas!

Farid Okbah ini pernah mengatakan jika reuni 212 merupakan momen umat bersatu yang dimuat di situs Panjimas yang pernah diblokir oleh Kominfo atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
 
Farid Ahmad Okbah, pendiri MIUMI ini merupakan salah satu “penggerak” aksi politik berkedok bela agama seperti yang terlihat dalam videonya:

Yang mau kepo-in akun official milik Farid Ahmad Okbah, silahkan klik di https://www.instagram.com/faridokbah_official/ 

Dalam instagram tersebut, kita bisa melihat foto Farid bersama dengan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini…

Dalam postingan yang lainya, Farid malah memperlihatkan foto Anies Baswedan yang sedang membaca buku miliknya beberapa hari lalu.

Bahkan pada tanggal 14 November 2021 lalu, Anies Baswedan hadir di rumah mertua Farid Ahmad Okbah.

Informasi pertemuan Anies Baswedan dan Farid Ahmad Okbah sebelum ditangkap oleh Densus terkait dugaan terorisme juga dimuat dalam media nasional 

Jadi sudah paham bukan bagaimana “hubungan” Anies Baswedan dengan Farid yang ditangkap oleh Densus 88 ini?

Setelah mengetahui jika sosok Farid Ahmad Okbah ini merupakan Dewan Penasehat situs radikal sekaligus Pembina lembaga IDC yang memberikan bantuan untuk kegiatan berbau terorisme serta pernah melakuan kegiatan penggalangan dana dengan dalih peduli Suriah tetapi menggunakan simbol bendera pemberontak Suriah, jadi masih pantaskah orang seperti ini dibela?

Jangan mau “diprovokasi” oleh elit partai oposisi PKS seperti Mardani Ali Sera dan Nassir Djamil terkait penangkapan tokoh “radikal” Farid Ahmad Okbah.

Mardani Ali Sera sengaja membuat cuitan untuk memancing emosi umat membuat tagar #saveulama

Elit PKS lainnya, Nassir Djamil juga sengaja nyinyir terhadap Densus 88 yang menangkap ketiga orang tersebut.

“Hal ini penting dilakukan agar jangan terkesan Densus 88 yang pernah ditantang oleh organisasi teroris KKB Papua, malah sepertinya hanya menyasar mubalig muslim, tebang pilih dan cenderung menyudutkan umat Islam,” ujarnya. 

Dari pernyataan kedua elit partai oposisi tersebut sangat jelas mengandung narasi “jahat” seolah Densus 88 anti terhadap umat Islam dan ini sangat berbahaya karena bisa memancing emosi umat yang merupakan mayoritas di Indonesia.

Atau kedua PKS tersebut sengaja ingin menciptakan chaos di tengah masyarakat dengan menggunakan isu sentimen agama?

Jangan lupa sejarah, jika petinggi PKS Hidayat Nur Wahid pernah menyarankan Polisi menggunakan tembakan bius untuk melumpuhkan teroris. 

Dan Nasir Djamil ini juga sempat “sewot” ketika teroris ditembak mati setelah menusuk 2 Polisi di Mesjid tahun 2017 lalu. 

Nasir Djamil bersama dengan beberapa tokoh oposisi lainnya sempat mengunjungi Gatot Saptono yang ditahan terkait kasus makar di Mako Brimob. 

Jangan katakan jika mereka pura-pura tidak tahu jika Gatot Saptono ini merupakan mantan Ketua HTI yang pernah membentuk dewan revolusi (berkedok) Islam untuk mengambil alih kekuasaan yang sah di Indonesia tahun 2011 silam. 

Pada tahun 2013, Gatot ini juga pernah ingin membubarkan Densus 88. 

Apakah sebuah kebetulan, jika Gatot Saptono yang ingin membubarkan Densus 88 pernah foto bersama dengan Farid Ahmad Okbah yang kemarin diciduk oleh Densus 88 saat menghadiri acara pemakaman Abu Jibril yang anaknya tewas di Suriah untuk membela jaringan teroris Al Qaeda melawan pemerintahan yang sah di sana?

Akhir kata, kita sebagai rakyat kecil jangan mudah terprovokasi oleh pihak oposisi yang memang tidak suka dengan situasi kondusif saat ini karena itu membuat nama pemerintahan semakin baik di mata rakyat.

Pihak Kepolisian juga tidak akan sembarangan menangkap orang karena semuanya harus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Wassalam,

Nafys Seword

Rabu, 17 November 2021

Pendiri NII Crisis Center Sebut Kebun Kurma Lampung Jadi Strategi LAZ ABA Gaet Donatur

 Pendiri NII Crisis Center Sebut Kebun Kurma Lampung Jadi Strategi LAZ ABA Gaet Donatur

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, menilai rencana Lembaga Amil Zakat Abdurrahman Bin Auf (LAZ ABA) ingin membuat kebun kurma merupakan strategi pemasaran atau marketing untuk menggalang dana.

Menurutnya, dengan modus membuat kebun kurma, nantinya akan mereka gunakan untuk menggalang dana ke tokoh-tokoh masyarakat dan para dermawan agar mau memberikan sumbangan untuk membantu mewujudkan kebun kurma.

Dana hasil sumbangan yang mereka kumpulkan sebagian akan digunakan untuk membantu mendanai aksi terorisme dengan kedok jihad.

"Jadi ini juga sebagai motivasi masyarakat supaya lebih tertarik kepada mereka, ujungnya nanti minta sumbangan. Hebatnya konsep di LAZ ABA, ada tokoh-tokoh agama di Lampung tidak mengetahui jika mereka dijadikan dewan penasehat," katanya, Senin, 15 November 2021.

Sebelumnya, LAZ ABA di seluruh Indonesia aktif membangun masjid, membuat sumur bor dan memberi bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu. Hal itu mereka lakukan agar terlihat bagus di mata publik, dan pendanaan terhadap aksi terorisme tidak tercium.

"Jadi mereka mengambil kontak donatur selanjutnya ditindaklanjuti bukan hanya sumbangan itu saja, sumbangan lain akan mereka tawarkan juga kepada pengusaha, para dermawan untuk mau ikut sumbangan," katanya.

Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat memberikan sumbangan, pastikan legalitas organisasi dan tahu keberdaannya.

"Secara manejemen luar biasa terobosan mereka (LAZ ABA), antisipasi agar masyarakat sumbangakan ke yang benar-benar membutuhkan, karena adanya kejadian ini organsisasi yang baik ikut tercoreng," katanya.

Sumber: https://m.lampost.co/berita-pendiri-nii-sebut-kebun-kurma-jadi-strategi-laz-aba-gaet-donatur.html

Boleh dishare/bagikan.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India