Jumat, 27 Agustus 2021

Artikel Yang Bagus Tentang Rasisme Dan HAM, Baca Dan Pelajari.Menarik Sekali Pada Saat2 Sekarang Ini.

 "Jelang akhir Orde Baru, orang Tionghoa menjadi sasaran penjarahan dan kekerasan. Menurut Catatan Komnas Perempuan, pada kerusuhan Mei 1998, setidaknya 198 perempuan Tionghoa mengalami pelecehan dan perkosaan. Pelanggaran HAM masa lalu yang menyasar perempuan etnis Tionghoa ini terjadi secara sistematis dan meluas, yang juga menjadi tanggung jawab negara untuk menyelesaikan kasusnya" Waspada terhadap rasisme (Admin)

Rasisme dan HAM

Mulai dari hinaan dan stereotipe terhadap warna kulit dan bentuk fisik, diskriminasi di sekolah, tempat kerja, pengadilan, hingga intimidasi oleh aparat keamanan, banyak orang di seluruh dunia didiskriminasi hanya karena warna kulitnya. 

Merebaknya protes anti-rasisme seperti Black Lives Matter, Papuan Lives Matter, dan yang terkini Stop Asian Hate adalah akumulasi kemarahan terhadap diskriminasi rasial yang melanggar hak orang sejak berabad-abad lalu, yang menyebabkan berbagai kesenjangan yang merugikan sampai sekarang.

Mari kita kulik lebih jauh apa yang dimaksud dengan rasisme dan mengapa harus dibasmi tuntas.

Apa itu rasisme? 

Rasisme adalah perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan berdasarkan warna kulit, ras, suku, dan asal-usul seseorang yang membatasi atau melanggar hak dan kebebasan seseorang. 

Rasisme juga sering diartikan sebagai keyakinan bahwa manusia dapat dibagi menjadi kelompok terpisah berdasarkan ciri biologis yang disebut “ras”. Gagasan ini juga meyakini ada hubungan sebab akibat antara ciri fisik suatu ras dengan kepribadian, kecerdasan, moralitas, dan ciri-ciri budaya dan perilaku lainnya, yang membuat beberapa ras secara ‘bawaan’ lebih unggul dari yang lain. 

Apa saja dimensi rasisme?

Lilian Green, pendiri North Star Forward Consulting, organisasi yang merekomendasikan kebijakan, praktik, dan prosedur untuk melawan opresi sistemik di AS, menyebut bahwa rasisme punya empat dimensi: internal, interpersonal, institusional dan sistemik.

Rasisme internal mengacu pada pikiran, perasaan dan tindakan kita sendiri, sadar dan tidak sadar, sebagai individu. Contohnya seperti mempercayai stereotip ras yang negatif, atau bahkan menyangkal adanya rasisme.

Rasisme interpersonal adalah tindakan rasis dari seseorang ke orang lain, yang bisa mempengaruhi interaksi publik mereka. Misalnya perilaku negatif seperti pelecehan, diskriminasi, dan kata-kata rasis. 

Rasisme institusional ada dalam institusi dan sistem politik, ekonomi, atau hukum yang secara langsung atau tidak langsung melanggengkan diskriminasi atas dasar ras. Ini menyebabkan ketidaksetaraan kekayaan, pendapatan, pendidikan, perawatan kesehatan, hak-hak sipil, dan bidang lainnya. Misalnya, praktik perekrutan diskriminatif, membungkam suara orang dengan ras tertentu di ruang rapat, atau budaya kerja yang mengutamakan sudut pandang kelompok ras dominan.

Rasisme sistemik melibatkan institusi atau entitas berwenang yang menegakkan kebijakan rasis, baik di bidang pendidikan, perawatan kesehatan, perumahan, pemerintah, dan lain-lain. Ini adalah efek riak dari ratusan tahun praktik rasis dan diskriminatif yang masih berlangsung hingga kini.

Kenapa rasisme berbahaya?

Pemikiran rasis bisa membuat seseorang punya prasangka buruk terhadap ras tertentu. Prasangka buruk ini bisa berdampak negatif terhadap orang yang terdiskriminasi. Bahkan rasisme mengawali banyak peristiwa mengerikan dalam sejarah dunia, seperti pembantaian Yahudi oleh Nazi.

Berikut beberapa dampak buruk rasisme:

  • Rasisme kerap berujung pada penyiksaan dan perlakuan buruk

Rasisme memandang mereka yang berbeda sebagai bukan manusia, tapi objek yang bisa diperlakukan semena-mena. Di negara yang terbelah konflik rasial, penyiksaan dan perlakuan buruk sering menimpa kelompok yang menjadi target perilaku rasis.

Misalnya, di AS, meski setengah dari orang yang ditembak dan dibunuh polisi berkulit putih, tapi jumlah orang kulit hitam yang ditembak tidak proporsional dibandingkan komposisi demografi AS. Jumlah orang kulit hitam kurang dari 13 persen populasi, tapi yang dibunuh polisi lebih dari dua kali lebih banyak dibanding orang kulit putih.

Setiap satu juta populasi orang kulit hitam, ada 30 orang tewas ditembak polisi. Jumlah ini timpang dengan statistik yang menyatakan dalam setiap satu juta populasi orang kulit putih, 12 orang tewas ditembak polisi. Data ini mengindikasikan dugaan rasisme atau diskriminasi terhadap orang berkulit lebih gelap. 

Sumber data: Riset The Washington Post (https://www.washingtonpost.com/graphics/investigations/police-shootings-database/)
  • Rasisme melanggengkan impunitas

Negara yang lalai dan tak menganggap serius rasisme bisa mengakibatkan mekanisme yang ada tak bisa mengidentifikasi dan memperbaiki pola diskriminasi. Di banyak negara, perlakuan buruk aparat kerap tidak bisa diinvestigasi tuntas. Kalaupun berhasil dituntut dan didakwa, mereka hanya mendapat hukuman ringan. Sebaliknya, korban yang melapor ke otoritas tidak mendapatkan perlindungan memadai dari ancaman dan intimidasi. 

Misalnya, di Prancis, menurut data Ombudsman Nasional Prancis, pemuda imigran asal Arab dan pemuda kulit hitam 20 kali lebih mungkin dituduh sebagai kriminal dan digeledah polisi Prancis di jalanan hanya karena warna kulit mereka. Penggeledahan ini merendahkan martabat manusia dan kerap berujung pada intimidasi dan kekerasan. 

Menurut Madjid Messaoudene, aktivis dan politisi lokal Prancis, belum ada pelaku kekerasan aparat ini yang sudah diadili. Impunitas atau ketiadaan hukuman bagi pelaku menunjukkan sikap negara yang tidak berkomitmen menganggap serius rasisme sistemik.

  • Rasisme bisa menyebabkan konflik terbuka

Untuk mempertahankan kekuasaannya, pemimpin politik kerap membangkitkan kebencian ras untuk menggalang kekuatan mereka, memandang lawan sebagai bukan manusia yang berhak dihormati hak-haknya, dan melegitimasi pelanggaran HAM. Hasilnya, rasisme mencemarkan segala aspek kehidupan bermasyarakat, termasuk sistem keadilan. 

Di Myanmar, misalnya, kaum minoritas sering jadi target pelanggaran HAM. PBB berpendapat bahwa  ‘pembersihan etnis’ yang disertai genosida terjadi terhadap Rohingya. Orang Rohingya menjadi target pembunuhan, penyiksaan, dan perlakuan buruk. Militer Myanmar diduga membunuh laki-laki, perempuan, dan anak-anak Rohingya, memperkosa perempuan dan anak-anak, dan membakar desa tempat tinggal mereka. Mereka juga disiksa jika tak bisa bekerja sesuai harapan. Mereka kerap dipukuli, tidak diberi makanan, air, istirahat dan pelayanan kesehatan, dan bahkan dibunuh jika ketahuan ingin kabur. Banyak yang dipaksa kerja tanpa dibayar di proyek konstruksi baru. 

  • Rasisme menyebabkan kesenjangan akses pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan lainnya

Secara historis, mereka yang secara terbuka mengakui atau mempraktikkan rasisme berpendapat bahwa anggota ras berstatus rendah harus dibatasi pada pekerjaan berstatus rendah, sementara anggota ras dominan harus memiliki akses eksklusif ke kekuasaan politik, sumber daya ekonomi, pekerjaan berstatus tinggi, dan hak-hak sipil lainnya.

Walau ideologi rasis mungkin memudar di masa kini, tapi diskriminasi ras berdasarkan warna kulit tetap berlanjut, membuat anggotanya tak punya akses ke pendidikan, pekerjaan, dan berbagai kesempatan lainnya.

Salah satu contohnya di Inggris. Pada 2017, misalnya, pemerintah Inggris mengidentifikasi lebih dari 4000 orang ke dalam “Gang Matrix”, yaitu daftar nama-nama pemuda yang dicurigai sebagai anggota geng. Banyak orang masuk ke daftar hanya karena pernah melihat video dan mendengar musik yang dianggap ‘berbahaya’, lantas mereka dapat distigma berpotensi melakukan kekerasan. Perlu diingat bahwa sebanyak  78% orang di daftar ini berkulit hitam. Padahal, hanya 27% pemuda kulit hitam di daftar tersebut terbukti melakukan kejahatan serius. 

Karena daftar yang bias tersebut, banyak pemuda akhirnya susah mendapat pekerjaan, pendidikan, atau tempat tinggal. Dalam hal ini, akhirnya, Komisi Informasi Inggris memutuskan bahwa kebijakan daftar Gang Matrix ini melanggar aturan privasi data karena pengawasan terhadap mereka dilakukan tanpa surat perintah investigasi.

  • Rasisme membuat perempuan semakin terdiskriminasi

Beberapa bentuk diskriminasi ras menimpa perempuan dan laki-laki secara berbeda. 

Ada tindakan rasis yang hampir sepenuhnya dialami perempuan, seperti sterilisasi paksa perempuan komunitas adat. Terkadang, diskriminasi ras menimpa perempuan dalam cara tertentu, misalnya ketika aparat memperkosa atau melecehkan perempuan untuk mengintimidasi sebuah komunitas. Di saat lain, konsekuensinya berbeda untuk perempuan – misalnya ketika pemerkosaan berujung pada kehamilan tidak diinginkan dan pengucilan.

Pemerkosaan beberapa kali dipakai sebagai instrumen penyiksaan dan intimidasi terhadap ras tertentu. Misalnya pada kerusuhan Mei 1998, bias rasial juga diduga melatarbelakangi perkosaan terhadap ratusan perempuan Tionghoa di berbagai lokasi di Indonesia, hingga presiden Habibie kala itu merekomendasikan pembentukan Komnas Perempuan. Catatan Komnas Perempuan tentang kekerasan seksual pada peristiwa Mei 1998 menyebutkan, sebagian elemen tentara Indonesia diduga menjadi pelaku.

Bagaimana dengan rasisme di Indonesia? 

Persentuhan orang Indonesia dengan rasisme bisa ditelusuri setidaknya sejak masa penjajahan Belanda, ketika Dutch East India Company (Vereenigde Oostindische Compagnie/ VOC) menetapkan penggolongan kelas dan melegalkannya. 

Masyarakat di Indonesia kala itu dibagi jadi tiga golongan. Strata tertinggi adalah golongan Eropa yang berisi orang-orang Belanda. Strata kedua diisi golongan Timur Asing yang berisi keturunan Arab dan Tionghoa. Strata terendah saat itu adalah masyarakat asli Indonesia. 

Golongan masyarakat Eropa menganggap ras mereka lebih unggul dari ras lain, punya derajat lebih tinggi dan karenanya mereka berhak berlaku semena-mena, seperti mengeksploitasi golongan lainnya. Penggolongan kelas itu dipertajam dengan penegakan aturan yang diskriminatif. Misalnya, orang asli Indonesia tidak boleh masuk stadion sepakbola.

Menurut sosiolog Robertus Robet, rasisme memberi jalan masuk bagi bangsa Eropa untuk menaklukkan orang asli Indonesia. Bangsa Eropa menaklukkan Indonesia dengan menyerang dimensi paling mendasar dari eksistensi manusia, yaitu fisik dan rasnya. Sebutan ‘bangsa kuli’ juga dilekatkan penjajah pada masyarakat saat itu. Sebutan yang merendahkan itu menjadi strategi penjajah untuk mempermudah penguasaan ekonomi dan politik di Indonesia. 

Lepas dari penjajahan asing, warga Indonesia sendiri pun tidak lepas dari perilaku diskriminatif. Beberapa insiden yang pernah meledak belum lama ini menguak perilaku rasis sebagian warga Indonesia kepada orang Papua. 

Misalnya, pada Agustus 2019, sebuah organisasi masyarakat menyerang asrama mahasiswa Papua di Surabaya, menuduh mereka membuang bendera ke selokan sebelum perayaan kemerdekaan, dan menghina dengan kata-kata seperti “monyet,” “anjing,” “binatang,” dan “babi.” Insiden ini mendorong orang Papua turun ke jalan memprotes tindakan diskriminatif itu di beberapa kota. Ironisnya, beberapa peserta aksi tersebut lalu justru ditangkap atas tuduhan makar. 

Warga Indonesia keturunan Tionghoa juga kerap mengalami diskriminasi. Di era Orde Baru, orang Tionghoa harus memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) untuk membuktikan bahwa mereka adalah WNI. Penerapan SBKRI adalah tindakan diskriminatif karena membuat orang Tionghoa kesulitan mengurus KTP dan dokumen-dokumen administratif lainnya seperti akta kelahiran, perkawinan, dan kematian. 

Meski sudah dihapus pada 2006, ketentuan ini masih meninggalkan stigma terhadap sebagian orang Tionghoa. Di buku Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI (2008) tulisan Wahyu Effendi dkk., Roni, seorang warga Tionghoa, kesulitan mengurus surat pernikahannya karena ibunya pernah punya nama Cina. Petugas administrasi bersikeras meminta SKBRI sebagai bukti kewarganegaraan ibunya, Minarsih, yang sebelumnya bernama Sien Mo. Saat Roni mengatakan SKBRI tak lagi dibutuhkan untuk mengurus surat nikah, ia malah digertak petugas.

Jelang akhir Orde Baru, orang Tionghoa menjadi sasaran penjarahan dan kekerasan. Menurut Catatan Komnas Perempuan, pada kerusuhan Mei 1998, setidaknya 198 perempuan Tionghoa mengalami pelecehan dan perkosaan. Pelanggaran HAM masa lalu yang menyasar perempuan etnis Tionghoa ini terjadi secara sistematis dan meluas, yang juga menjadi tanggung jawab negara untuk menyelesaikan kasusnya.

Di kasus lain, Pemerintah juga menyebut Orang Rimba sebagai Suku Anak Dalam, yang bisa dimaknakan orang terbelakang yang tinggal di pedalaman. Laporan Bappenas ‘Masyarakat Adat di Indonesia: Menuju Perlindungan Sosial yang Inklusif’ tahun 2013 menyatakan, “dalam perspektif pemerintah, Suku Anak Dalam harus dimodernisasikan dengan mengeluarkan mereka dari hutan dan dimukimkan melalui program pemberdayaan”. 

Terlepas dari niat negara, stereotipe tersebut sebenarnya dapat juga menjadi dalih perampasan wilayah adat untuk perusahaan, apalagi jika tanpa konsultasi dengan Masyarakat Adat. Dalam hal ini, mereka dapat kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.

Sebagai tambahan, Suku Orang Rimba di Jambi dan di Sumatera Selatan masih kerap mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai dengan prinsip HAM. Setidaknya 3.500 hektar wilayah adat mereka dilepas ke perusahaan sawit sejak 1986, menggusur tempat tinggal mereka hingga sekarang. 

Budaya populer juga menguatkan stereotipe ras.

Budaya populer kerap menyuburkan stereotipe ras yang melanggengkan diskriminasi. 

Misalnya, di AS, blackface, atau pertunjukan para pemain kulit putih beramai-ramai menghitamkan wajah dengan semir sepatu dan mengenakan pakaian compang-camping seperti orang Afrika-Amerika muncul pada 1830-an. Blackface meniru orang Afrika-Amerika yang diperbudak di perkebunan wilayah Selatan AS. Pertunjukan ini menggambarkan orang kulit hitam sebagai pemalas, licik, bodoh, percaya takhayul tidak ilmiah, hiperseksual, dan kriminal. 

Karakter blackface yang paling terkenal, Jim Crow, diciptakan Thomas Dartmouth Rice, akhirnya menjadi simbol stereotipe terhadap orang kulit hitam. Orang-orang kulit putih dalam industri pertunjukan pun mengarang narasi tidak benar tentang eksistensi dan budaya orang Afrika-Amerika, dari penampilan, bahasa, hingga karakter, sehingga menimbulkan cemoohan dan stereotip rasial. Stereotip rasial ini menjadi salah satu pemicu berbagai perilaku dan kebijakan diskriminatif terhadap orang Afrika-Amerika. Bahkan, organisasi rasis seperti Ku Klux Klan menjadikan stereotip rasial ini sebagai pembenaran atas tindakan kejam mereka.

Meski saat ini kesadaran tentang rasisme semakin luas, stereotipe ras juga masih ada di berbagai budaya populer hingga sekarang. Riset yang dilakukan media Jerman Deutsche Welle (DW), yang menganalisis lebih dari 6.000 film Hollywood sejak 1928, menemukan bahwa stereotipe ras yang digambarkan di dunia perfilman selama ini bermasalah. Hollywood, yang mendominasi perfilman global, turut berkontribusi terhadap stereotipe ras. Apalagi, mayoritas anggota panitia Oscar, salah satu ajang penghargaan film bergengsi, juga berasal dari kalangan profesional film AS yang turut memperkuat hegemoni global Hollywood.

Penggambaran keliru tentang karakteristik ras tokoh film bisa menghambat kesempatan bagi kelompok ras tertentu untuk direpresentasikan, atau bahkan bisa membuat penggambaran keliru tentang ras tertentu dan menimbulkan prasangka buruk. Misalnya, meski orang Asia merupakan lebih dari setengah populasi dunia, hanya 3 persen dari semua peran di film-film Hollywood pada tahun 2017 dan 2018 yang diperankan orang Asia. Karakter orang kulit hitam membentuk 12,5 persen dari semua peran, mendekati representasi proporsional untuk populasi AS. 

Dalam banyak kasus, penggambaran tokoh orang Asia, orang kulit hitam, dan orang Latin juga cukup bermasalah. Misalnya, karakter orang kulit hitam digambarkan sebagai agresif dan menyeramkan. Mereka pun sering diceritakan sebagai tokoh yang meninggal lebih dulu dari tokoh lainnya. Penggambaran budaya dan kehidupan orang Afrika juga pesimistik-mereka kerap digambarkan sebagai primitif dan tidak terjangkau budaya modern. 

Orang Asia digambarkan sebagai ‘yellow peril’, atau ancaman bagi orang kulit putih dan peradaban Barat. Mereka juga kerap digambarkan sebagai ‘model minority’, atau minoritas yang berhasil sukses hidup di negara-negara Barat karena kecerdasan dan kemampuan mereka. Penggambaran ini bermasalah karena menempatkan stereotipe terhadap orang Asia sebagai ‘musuh asing’ yang mengancam kelompok ras lainnya di AS. Stereotipe terhadap perempuan Asia juga bermasalah. Mereka kerap diseksualisasi dan dianggap submisif terhadap penjajah atau imperialis.

Orang Latin adalah etnis minoritas terbesar di AS, membentuk sekitar 18 persen dari populasi. Dari 2.682 film yang diproduksi sejak tahun 2000, penggambaran karakter Latin paling sering berfokus pada daya tarik seks dan kejahatan kriminal mereka. Ini melekatkan stereotipe kriminal dan hiperseksual pada mereka hingga ke tingkat individu dalam kehidupan sehari-hari.

Kok orang bisa rasis? Dari mana awalnya?

Rasisme muncul dari teori awal superioritas ras sebagai pembenaran dominasi satu ras atas ras lain. Teori ini berasal dari konsep survival of the fittest yang digagas Charles Darwin. Menurut teori tersebut, seseorang yang menjadi rasis bisa punya lebih banyak keuntungan yang berguna untuk bertahan hidup, dengan memanfaatkan inferioritas ras lain yang dianggap lebih rendah dari mereka. 

Samuel Morton, ilmuwan yang dikenal sebagai bapak rasisme ilmiah, meneliti ratusan tengkorak sejak 1834. Morton lalu membagi manusia menjadi lima ras dan menyimpulkan bahwa orang kulit putih adalah kelompok ras paling cerdas. Caranya? Mengukur lingkar tengkorak. Menurut Morton, orang kulit putih atau Kaukasia memiliki otak terbesar dari semua ras. Teori ini memunculkan prasangka bahwa ada ras yang lebih baik dari ras lainnya. 

Prasangka buruk kemudian muncul sebagai upaya meningkatkan citra diri seorang individu atau kelompok. Individu atau kelompok yang memandang rendah kelompok lain, akan menghasilkan prasangka lainnya, yaitu pandangan bahwa mereka berhak memimpin atau mendominasi orang lain karena superioritas mereka. Tapi, kenyataannya superioritas ras malah mendiskriminasi dan melanggar hak orang lain.

Pada 1981, paleontolog Stephen Jay Gould menggugat pemikiran Morton lewat buku The Mismeasure of Man. Gould menemukan bahwa penelitian Morton tidak akurat dan mengandung bias rasisme. Menurut Gould, semua ras memiliki kapasitas otak dengan perbedaan yang tidak mencolok, mematahkan teori ‘otak terbesar’ milik Morton.

Psikolog asal AS, Gordon Allport berpendapat dalam bukunya, The Nature of Prejudice, bahwa manusia menggunakan kategori/ mengelompokkan hal-hal di sekitarnya untuk memahami dunia mereka dengan lebih baik, dan rasisme adalah warisan dari proses itu. Seseorang bisa berperilaku rasis karena pengaruh pembentukan karakter sejak lahir, norma sosial di masyarakat, atau sistem politik, ekonomi dan budaya di tempat tinggalnya yang mendiskriminasi ras. 

Rasa tidak aman atau khawatir akan identitas seseorang juga bisa membuat seseorang menjadi rasis karena mereka berusaha menguatkan identitas fisiknya melalui diskriminasi terhadap ras lain. Kurangnya empati atau pemahaman terhadap situasi manusia lain juga bisa menyuburkan sikap rasis.

Sebagian besar kasus rasisme merupakan akibat ketakutan dan ketidaktahuan. Kebencian ekstrim juga bisa terjadi karena rasa takut akan kehilangan kekuatan dan kendali atas pengelompokkan ras yang telah menguntungkan atau memberi mereka rasa aman.

Padahal…ras itu sebenarnya mitos!

Menurut Craig Venter, pelopor pengurutan DNA, konsep ras tidak terbukti memiliki dasar genetik atau ilmiah. 

Pada manusia, seperti pada semua spesies, perubahan genetik adalah hasil mutasi acak — perubahan kecil pada DNA, kode kehidupan. Mutasi terjadi pada tingkat yang kurang lebih konstan, sehingga semakin lama suatu kelompok bertahan, menurunkan gennya dari generasi ke generasi, semakin banyak perubahan yang akan diakumulasikan oleh gen ini. Sementara itu, semakin lama dua kelompok ras hidup secara terpisah di lingkungan tempat tinggal yang berbeda, perbedaan ciri fisik dan budaya mereka akan semakin banyak. 

Warna kulit dan ciri fisik yang beragam merupakan bukti evolusi manusia. Lebih dari 100.000 tahun yang lalu, nenek moyang manusia modern pertama, homo sapiens, hidup di daratan Afrika, lalu berpindah ke wilayah Eurasia, Australia, dan Amerika. Orang Afrika lebih intens terpapar sinar matahari, sehingga kulit mereka pada umumnya berwarna lebih gelap sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Adaptasi ini memberi perlindungan khusus dari sinar ultraviolet matahari yang bisa merusak kulit. Orang Eropa berkulit lebih terang karena memungkinkan mereka menyerap lebih banyak vitamin D dari sinar matahari yang minim.

Dorothy Roberts, penulis Fatal Invention: How Science, Politics, and Big Business Re-create Race in the Twenty-first Century menjelaskan bahwa ketika komunitas medis mengaitkan satu ras dengan penyakit tertentu, sering kali penyebab sebenarnya faktor lain seperti asal-usul, akses ke perawatan kesehatan, dan status sosial ekonomi. 

Contohnya penyakit anemia sel sabit, yang banyak diderita orang berkulit hitam AS. Padahal penyakit ini banyak muncul di komunitas kulit hitam bukan karena warna kulit mereka, melainkan karena warga berkulit hitam memiliki karakter adaptasi hasil evolusi untuk melawan penyakit malaria yang banyak dijumpai di Afrika, tempat asal nenek moyang mereka.

Jadi, menghapus gagasan tentang perbedaan ras bisa jadi solusi untuk menghilangkan rasisme?

Walau ras itu mitos, tapi rasisme itu nyata. 

Kesenjangan akibat rasisme berabad-abad tak bisa diselesaikan hanya dengan menghilangkan prasangka tentang ras. Anggapan keliru soal perbedaan ras telanjur merugikan banyak orang dan menghambat kesempatan mengembangkan hidup berkualitas, memicu kebencian, konflik, bahkan mengancam nyawa.

Salah satu kalimat yang problematik terkait hal ini adalah pernyataan “All Lives Matter”.  Walau terdengar rasional, ujaran ini menyangkal fakta bahwa rasisme ada dan merupakan masalah sistemik. 

Misalnya “Black Lives Matter” diutarakan untuk menunjukkan bahwa hidup orang kulit hitam lebih terancam daripada ras lainnya karena rasisme sistemik dan kekerasan polisi yang mereka alami. Membalas dengan “All Lives Matter” berarti mengabaikan kerugian yang lebih sering dialami orang kulit hitam. 

Kris Straub, komikus asal AS, pernah membuat komik yang menjelaskan kenapa slogan All Lives Matter tidak tepat, dengan analogi rumah yang terbakar di suatu distrik. Jika rumah A terbakar, kita akan mengatakan “selamatkan rumah A!” bukan “selamatkan semua rumah di distrik ini!”, karena urgensi ancaman yang paling membahayakan penghuni rumah A. 

Apa aturan yang melindungi kita dari rasisme?

Di tingkat internasional, ada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). 

Pasal 2 DUHAM menegaskan bahwa setiap orang berhak atas hak-hak ini “tanpa perbedaan dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, properti, kelahiran, atau status lainnya.

DUHAM diadopsi oleh Majelis Umum PBB, setelah Perang Dunia Kedua pada 1948. 

Selain DUHAM, ada juga Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial. Konvensi ini adalah salah satu perjanjian HAM pertama yang diadopsi PBB. Lebih dari 150 negara telah meratifikasinya. Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi pada 25 Mei 1999.

Berdasarkan Konvensi ini, diskriminasi rasial terjadi saat seseorang atau kelompok diperlakukan berbeda karena ras, warna kulit, keturunan, asal kebangsaan atau asal etnis dan perlakuan tersebut melanggar hak asasi manusia dan kebebasan fundamental mereka. Hak dan kebebasan yang dimaksud adalah:

Hak-hak sipil dan politik khususnya:

  • perlakuan yang sama di depan pengadilan;
  • perlindungan oleh Pemerintah dari kekerasan atau cedera tubuh;
  • hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan untuk mengambil bagian dalam Pemerintah serta dalam menjalankan urusan publik di tingkat manapun dan untuk memiliki akses yang sama ke layanan publik;
  • kebebasan bergerak dan tinggal;
  • hak untuk memiliki properti sendiri maupun dalam pergaulan dengan orang lain;
  • hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, pendapat dan ekspresi agama dan berkumpul dan berserikat secara damai.

Hak ekonomi, sosial dan budaya, khususnya hak atas:

  • pekerjaan
  • perumahan
  • kesehatan masyarakat, perawatan medis, jaminan sosial dan layanan sosial
  • pendidikan dan pelatihan;
  • partisipasi yang sama dalam kegiatan budaya;
  • akses ke tempat atau layanan apa pun yang dimaksudkan untuk digunakan oleh masyarakat umum.

Di Indonesia, sudah ada aturan terkait tindakan rasisme, yaitu Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Apa yang bisa kita lakukan untuk lawan rasisme?

  • Cari tahu lebih banyak tentang rasisme
  • Sebarkan kesadaran tentang bahaya rasisme
  • Pastikan lingkungan sosial kita, seperti pendidikan dan pekerjaan, inklusif terhadap keberagaman asal-usul dan budaya
  • Desak negara melindungi warganya dari rasisme melalui aturan dan kebijakan anti-rasisme
  • Dukung kerja-kerja lembaga yang mendukung kesetaraan dan keadilan untuk semua orang
  • Beri dukungan dan dengarkan orang-orang yang terdampak rasisme  
  • Dukung keadilan rasial, yaitu perlakuan adil yang sistematis terhadap orang-orang dari semua ras untuk menghasilkan peluang yang setara untuk semua orang. 

Sumber: Amnesty International, National Geographic, Racial Equity Tools, North Star Forward Consulting.

Arsip.Topsekali.com

Minggu, 15 Agustus 2021

Di Dalam Catur Politik, Sering Menghalalkan Segala Cara, Tipu Menipu,Bunuh Membunuh Dengan Senyap, Gaya Mafioso.

*SINDIKAT KRIMINAL, Sangat Mungkin Terjadi, Tapi Ingat DIMATA SANG PENCIPTA DALAM PENGADILAN TERAKHIR TIDAK ADA YANG BISA DISEMBUNYIKAN.*
Dalam satu diskusi dengan teman di lounge executive ritz, teman berkata. Percaya engga kamu. Bahwa politik bisa dioperasikan dengan cara mafia, gangster. Dalam kasus Century Gate, Sity Chalimah Fadjriah meninggal karena stroke di saat kehadirannya sangat diperlukan sebagai saksi kunci pengucuran dana ke bank century. Ketika itu jabatannya sebagai deputi BI Bidang pengawasan Bank Umum dan Bank Syariah. Yang jelas kita tahu laporan resmi nya begitu. Apa iya? Karena itu, pemain kunci kasus century tidak tersentuh.

Dalam kasus Hambalang, ada empat orang saksi kunci yang meninggal saat proses penyidikan yaitu, Muchayat ( Deputi Meneg BUMN ). Asep Wibowo ( Direktur operasional PT. Methapora), Ikuten Sinulingga ( Direktur operasi Wika ) yang tewas jatuh dari jembatan penyeberangan di cawang dan Arif Gunawan. Apa semua kebetulan ? Kasus itu terpusat hanya kepada Nazarudin, dll yang tidak bisa menyentuh pelaku kunci.

Kasus IT PEMILU dimana Nasrudin saksi kunci ditembak dalam perjalanan pulang kerumah. Dan terakhir kasus EKTP , Johannes Marliem yang meninggal oleh pembunuh bayaran di AS. Anggota FBI yang datang menyidik dihentikan oleh NSA. Padahal kalau mereka tidak terbunuh, kasus itu akan bisa membuka pemain kunci. Dengan meninggalnya mereka yang jadi tersangka hanya terbatas kepada mereka yang tidak terhubung dengan pelaku kunci 

Saksi atau tersangka meninggal disaat keberadaan mereka sangat diperlukan untuk mengungkapkan mega skandal. Mengapa mereka meninggal? Tidak bisa dibuktikan secara hukum itu adalah pembunuhan dan lagi tidak ada investigasi soal kematian itu. Jadi benar benar gaya kerjanya sudah seperti Mafia , destroy and Clean up.  Yang kita syukuri di era Jokowi cara seperti itu tidak ada lagi. Kerena dia dan keluarganya memang menjauh dari politik lendir.
EJB.

Sabtu, 14 Agustus 2021

Sejarah Perlu Anda Ketahui, Sekelumit Tentang Bekasi, Terutama Kalau Anda Berdomisili Di Sana, Simak Artikel Di Bawah Ini

gambar ilustrasi saja

*Sejarah Perlu Anda Ketahui, Sekelumit Tentang Bekasi,Terutama* 
*Kalau Anda Berdomisili Di Sana, Simak Artikel Di Bawah Ini*
Sejarah lama, supaya  kamu tau tentang Kabupaten  Bekasi

 >*Sebelum mekar menjadi Kota dan Kabupaten* ..

1. Kabupaten Bekasi sebelum tahun 1950 bernama Kabupaten Jatinegara. Wilayahnya mencakup Jatinegara, Klender, Pondok Kopi  dan juga Cipinang.

2. Pada zaman kolonial Hindia-Belanda, Bekasi ditulis dengan Bacassie. Kata tersebut pernah ditemukan pada sebuah plang di Stasiun Lemah Abang, Kecamatan Cikarang Utara.

3. Bekasi mempunyai tokoh serupa Robin Hood. Namanya Entong Tolo, seorang pencuri yang menyerahkan hasil curian ke rakyat miskin.

4. Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah kurang-lebih 4.000 perusahaan dari berbagai negara.

5. Jika dilihat dari Google Earth, Kompleks Perkantoran Kabupaten Bekasi berbentuk segilima atau pentagon. Simbol pentagon memiliki makna keseimbangan.

6. Bukti luasnya wilayah Kabupaten Bekasi dulu adalah adanya nama Jalan Bekasi Timur dan Bekasi Barat di Cipinang dan Pondok Kopi.

7. Bekasi mempunyai bahasa tersendiri yaitu Bahasa Bekasi yang dipengaruhi Bahasa Betawi dan Sunda.

8. Etnis Betawi dan Sunda adalah penduduk asli di Kabupaten Bekasi.

9. Di Gedung Juang ’45 Tambun Selatan terdapat bunker yang terhubung ke Stasiun Tambun.

10. Menurut sejarawan dan antropolog Betawi, Ridwan Saidi, Bekasi dulu menjadi pusat Kerajaan Segara Pasir di zaman pra-sejarah.

11. Nama Kecamatan Babelan berasal dari nama tuan tanah asal Tiongkok yang bernama Lan dan biasa dipanggil Baba Lan oleh pribumi. Baba Lan memiliki tanah yang sangat luas.

12. Lutung Jawa (Trachypithecys Auratus Mauritus) yang merupakan satwa endemik di sepanjang pesisir Kecamatan Muara Gembong berada di ambang kepunahan. Saat ini jumlahnya kurang dari 100 ekor.

13. Masjid al-Muhajidin di Kecamatan Cibarusah pernah menjadi tempat pelatihan Laskar Hizbullah-Salilillah pimpinan K.H. Wahid Hasyim pada tahun 1937 untuk persiapan melawan tentara Hindia-Belanda.

14. Dalam perjalanan menuju Jakarta dari pengasingannya di Rengasdengklok. Ir. Soekarno sempat mampir ke Cibarusah untuk memberikan wejangan dan arahan untuk para pejuang.

15. Kampung Gabus di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara memiliki julukan sebagai Kampung Para Jawara dan terkenal seantero Jabodetabek.

16. Pada dekade 1970-an Kali Bekasi airnya jernih sehingga dapat diminum.

17. Bangunan tertua di Kabupaten Bekasi adalah Saung Ranggon. Terletak di Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat, dibangun pada abad ke-16 dan diketemukan kembali pascahilang pada tahun 1821.

18. Ada tiga kecamatan di Kabupaten Bekasi yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, yaitu Babelan, Tarumajaya dan Muara Gembong.

19. Di Babelan terdapat tempat dimana banyak ditemukan artefak dan fosil purbakala yaitu Desa Buni Bakti dan Desa Muara Bakti. Di tempat itu ada sebuah situs yang bernama Situs Buni.

20. Belut putih adalah julukan untuk K.H. Noer Ali karena sangat sulit ditangkap kompeni. Selain itu beliau juga menyandang julukan Singa Karawang-Bekasi.

21. Sayur Gabus Pucung merupakan kuliner khas Bekasi yang terkenal.

22. Palestina pernah memberikan bantuan kepada korban banjir di Bekasi pada Januari 2014.

23. Klenteng Tek Seng Bio di Desa Karangasih adalah klenteng tertua di Kabupaten Bekasi. Didirikan sejak abad ke-18.

24. Di Kecamatan Muara Gembong terdapat pantai tengah laut yang timbul pascabanjir Januari lalu. Pantai tersebut hanya muncul di sore sampai malam hari.

25. Di Desa Ciledug, Kecamatan Setu ada sebuah bendungan kecil yang dibangun sejak zaman Belanda yaitu Situ Rawa Buragkeng.

26. Taman Buaya Indonesia Indah di Kecamatan Serang Baru berisi kurang-lebih 5000 ekor buaya dari berbagai jenis.

27. Menurut masyarakat sekitar, asal nama Kecamatan Tambelang berasal dari singkatan Tambun Belakang.

28. Mayoritas nama desa di Kabupaten Bekasi ditulis tanpa spasi, seperti Mekarsari, Sindangjaya, Wangunharja, Samudrajaya dan lainnya.

29. Hanya sekitar 5% masyarakat Kabupaten Bekasi hafal himne Swatantra Wibawa Mukti.

30. Kesenian ujungan adalah kesenian asli Bekasi. Seni  menggabungkan seni bela diri, seni tari dan seni musik. Ujungan tengah bertahan diterpa arus modernisme.

31. karya  ISMAIL MARZUKI untuk para pejuang wanita bekasi MELATI DI TAPAL BATAS 

32. Roman sejarah pramudiya anantatoer DITEPI KALI BEKASI
Copas dr WAG KeKL Becik Kapur Suci

Puji Tuhan Negara RI Memiliki Keistimewaan Melebihi Negara-Negara Lain Di Dunia Ini, Dengarkan Opini Bagus Di Bawah Ini.

Ingatlah Baik-baik,Janganlah sorga kita ini kita 
hancurkan hanya karena syahwat berkuasa.
"Janganlah sorga kita ini kita hancurkan hanya karena syahwat berkuasa, keserakahan dan ketamakan tiada batas.
Janganlah  kehangatan persaudaraan yang dicontohkan oleh Embah, Eyang, Kakek, Opung kita dihancurkan hanya karena kita merasa paling benar dan paling pintar", Dr Ratna R Hendardji.
Negara Indonesia Lebih Istimewa Dari Negara-Negara Lain Di Seluruh Negara Yang Ada Di Dunia.
Kita Musti Bersukur Atas Anugerah Tuhan Kita.

Mari Kita Sima Apa Yang Dinarasikan Oleh Ibu Ratna Di Bawah ini:
Musim Dingin, ketika salju turun di Eropa atau Amerika Utara, suhu bisa mencapai minus 40 derajat Celsius artinya kulkasmu masih lebih hangat.

Itulah saat semua tetumbuhan "mati" kecuali pohon Cemara. Itulah saatnya darahmu bisa berhenti menjadi es ketika kamu keluar rumah tanpa pakaian khusus. 

Musim Salju adalah ketika manusia bertahan hidup dan beraktivitas yang mungkin, tanpa bisa  berjalan jika tak ada bantuan peralatan dan teknologi. Tanpa itu mati kedinginan. Dan ada satu periode di mana salju berbentuk badai. Badai salju, terbayang apa yang bisa dilakukan selain bertahan hidup di ruangan berpemanas. 

Padang Pasir, begitu keringnya sampai sampai manusia yang berdiam di sana membayangkan sungai² yang mengalir bagai surga.

Hanya ada beberapa jenis pohon yang bisa hidup dalam suhu bisa diatas 40 derajat Celcius. Keringatmu bisa langsung menguap bersama cairan tubuhmu. Dan keberadaan air adalah persoalan hidup mati, sungguh bukan soal minyak.

Saya sungguh tidak mengerti ketika ada orang yang masih belum percaya bahwa Indonesia itu serpihan sorga. 

Cobalah kamu bercelana pendek, pakai kaos dan sandal jepit jalan² di Kanada ketika Musim Dingin. Atau jalan² di Padang Pasir... Dijamin mati !!! 

Di sini di negaramu, kapan saja, mau siang mau malam kamu bisa jalan² dgn kaosan tanpa alas kaki. Mau hujan mau panas. Tetap selamat. 

Di Eropa dan Amerika paling banter kamu akan ketemu buah-buahan yang sering kamu pamer-pamerin. Apel, Anggur, Sunkist, Pear (Pir) dan semacamnya. 

Di Timur Tengah, paling kamu ketemu Kurma, Kismis, Kacang Arab, Zaitun dan Tin.

Di Indonesia, kamu tak akan sanggup menyebut semua jenis buah dan sayuran, umbi²an, kacang²an, bunga² dan rempah² saking banyaknya. 

Di Amerika dan Eropa, kamu akan ketemu makanan lagi² Sandwich, Hot Dog, Hamburger. Itu² saja yang divariasi. Paling banter Steak, Es Krim dan Keju. 

Di Timur Tengah? Roti, daging dan daging lagi. 

Di Indonesia? Dari Sabang sampai Merauke, mungkin ada ratusan ribu varian makanan. Ada puluhan jenis Soto, varian Sambal, olahan Daging, Ikan dan Ayam tak terhitung macamnya. Setiap wilayah ada jenisnya. Kue Basah dan Kue Kering ada ribuan jenis. Varian Bakso saja sudah sedemikian banyak. Belum lagi Singkong, Ketan, Gula, Kelapa bisa menjadi puluhan jenis nama makanan.

Dan tepian jalan dari Sabang sampai Merauke adalah garis penjual makanan terpanjang di dunia. Saya tidak berhasil menghitung penjual makanan bahkan hanya dari Kemayoran ke Cempaka Putih. 

Di Indonesia, kamu bebas mendengar Pengajian, Sholawatan, Dangdut Koplo, Konser Rock, Jazz, Gamelan dan ecrek² orang ngamen. Di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, belum tentu kamu bisa menikmati kecuali pakai headset. 

Saya ingin menulis betapa surganya Indonesia dari segala sisi. Hasil buminya, cuacanya, orang²nya yang cerdas², kreatif dan bersahabat, budayanya, toleransinya, guyonannya, keindahan tempat² wisatanya dan seterusnya. Saya tidak mungkin mampu menulis itu semua meskipun jika air laut menjadi tintanya.

Saking tak terhingganya kenikmatan anugerah ALLAH SWT pada bangsa Indonesia. Indonesia ini negara kesayangan Sang Pencipta. 

Jika kamu tidak bisa mensyukuri itu semua? Jiwamu sudah mati. 

Pesan: 
Janganlah sorga kita ini kita hancurkan hanya karena syahwat berkuasa, keserakahan dan ketamakan tiada batas.(...teruskan baca di bawh ni...)
Janganlah  kehangatan persaudaraan yang dicontohkan oleh Embah, Eyang, Kakek, Opung kita dihancurkan hanya karena kita merasa paling benar dan paling pintar.

Allah hanya mensyaratkan kamu semua bersyukur agar sorga ini tidak jadi neraka, bahkan andai kamu sering bersyukur maka nikmat² itu akan ditambah.

Bersyukur itu diantaranya, tidak merusak apa² yang sudah berjalan dengan baik. Baik dalam kita menunaikan ibadah agama kita, memelihara alam dan lingkungan, sistem nilai, budaya asli dan semacamnya.

Jika kita merusak alam, alam akan berproses membuat keseimbangan/ keadilan.

Politik yang hanya berjangka pendek jangan sampai merubah sorga ini jadi neraka. Jangan berkelahi!

Pandai²lah menahan diri seperti orang berpuasa, jangan jadi pengikut orang² yang haus kekuasaan dan ketamakan luar biasa.

*Hormati IBU PERTIWI dengan seluruh jiwaragamu*
Dirgahayu Indonesiaku 76th
(dr. Ratna Rosita Hendardji, MPHM) eks Sekjen Kementerian Kesehatan RI dan istri dari Mayjen TNI (Purn). DR. dr. H. Hendardji Soepandji SH.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️🇲🇨🇲🇨🇲🇨

Kamis, 12 Agustus 2021

Apa yang aku lakukan untuk Indonesia mungkin tak tercatat di buku sejarah Indonesia

Apa yang aku lakukan untuk Indonesia mungkin 
tak tercatat di buku sejarah Indonesia
"Apa yang aku lakukan untuk Indonesia mungkin tak tercatat di buku sejarah Indonesia,  mungkin Indonesia akan melupakan ku, namun indonesia adalah bagian hidup ku, jika aku mati tabur abu ku di pantai Bali"......K'tut Tantri.

Saya mungkin akan dilupakan oleh Indonesia...Tapi Indonesia adalah bagian hidup saya
K'TUT TANTRI......

Masih sangat di sayangkan banyak yng tidak tahu perjuangan wanita bule untuk negri ini. Disiksa Jepang nyaris membuat ia gila bahkan tewas... Tapi tak menyurutkan hati nya untuk memperjuangkan negri barunya itu... 

Bahkan Bung Tomo terkesiap saat menyaksikan bagaimana dengan tenang nya K'tut Tantri menyiarkan bombardir tentara Inggris pada kota Soerabaia dengan menulis catatan..... 

“Saja tidak akan melupakan detik detik  dikala Tantri dengan tenang mengutjapkan pidatonja dimuka mikropon, sedangkan bom-bom dan peluru2 mortir berdjatuhan dengan dahsjatnja dikeliling pemantjar radio pemberontakan,” tulis Bung Tomo.....

K’tut Tantri lahir di Glasgow Skotlandia  dengan nama Muriel Stuart Walker,  pada 18 Februari 1899. Ia adalah anak satu-satunya dari pasangan James Hay Stuart Walker dan Laura Helen Quayle.

Setelah Perang Dunia I, bersama sang ibu, ia pindah ke California, Amerika Serikat (AS). Kelak di Negeri Paman Sam, Tantri bekerja sebagai penulis naskah dan antara 1930 hingga 1932 ia menikah dengan Karl Jenning Pearson.

Tantri memutuskan pindah ke Bali setelah ia menonton film berjudul, “Bali, The Last Paradise”. Hal itu ia ungkapkan gamblang dalam bukunya, “Revolt in Paradise” yang terbit pada 1960.

“Pada suatu sore saat hujan rintik-rintik, saya berjalan di Hollywood Boulevard, saya berhenti di depan sebuah gedung bioskop kecil yang memutar film asing, mendadak saya memutuskan untuk masuk. Film asing tersebut berjudul “Bali, The Last Paradise”. Saya menjadi terpesona,” tulis Tantri.

“Sebuah film yang menunjukkan contoh kehidupan penduduk yang cinta damai, penuh rasa syukur, cinta, dan keindahan. Ya, saya merasa telah menemukan kembali hidup saya. Saya merasa telah menemukan tempat di mana saya ingin tinggal,” ujar dia dalam bukunya.

Selang beberapa bulan kemudian, Tantri tiba di Pulau Dewata. Kala itu ia bersumpah mobil yang dikendarainya hanya akan berhenti jika sudah kehabisan bensin dan kelak ia akan tinggal di tempat pemberhentian terakhirnya itu.

Ternyata mobil Tantri kehabisan bensin di depan sebuah istana raja yang pada awalnya ia yakini adalah pura. Dengan langkah hati-hati ia memasuki tempat itu dan tak berapa lama kemudian perempuan itu diangkat sebagai anak keempat oleh Raja Bangli Anak Agung Gede –sejumlah sumber menyebut ia menyamarkan nama asli sang raja.

Tantri menetap di Bali sejak 1934 dan ketika Jepang mendarat di Pulau Dewata, ia berhasil melarikan diri ke Surabaya. Di kota inilah ia mulai membangun hubungan dengan para pejuang kemerdekaan.

Di Surabaya, Tantri bergabung dengan radio yang dioperasikan para pejuang pimpinan Sutomo atau akrab disapa Bung Tomo. Dan ketika pecah pertempuran hebat pada 10 November 1945, tanpa gentar, Tantri berpidato dalam bahasa Inggris sementara hujan bom dan peluru mortir terjadi di sekeliling pemancar radio.

“Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang. Sebagai perempuan Inggris barangkali aku dapat mengimbangi perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan kaum sebangsaku dengan berbagai jalan yang bisa kukerjakan,”.. 

tulisnya dalam Revolt in Paradise.

Pilihannya untuk bergabung dalam perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan itu membuat kalangan pers internasional menjulukinya “Surabaya Sue” atau penggugat dari Surabaya. 

Ia diketahui mulai akrab dengan dunia politik setelah menjalani diskusi intens dengan Anak Agung Nura — putra tertua raja yang mengangkatnya sebagai anak.

Menyadari dirinya menjadi target Jepang, Tantri memutuskan sembunyi di Solo. Namun nahas, keberadaanya diketahui Jepang dan akhirnya ia pun ditahan Kempetai –satuan polisi militer Jepang.

Perempuan itu dibawa ke sebuah penjara di daerah Kediri. Kondisi selnya sangat memprihatinkan di mana tempat tidurnya hanya beralaskan tikar kotor, bantal yang terbuat dari merang sudah menjadi sarang bagi kutu busuk, sementara berfungsi sebagai jamban adalah lubang di tanah dengan seember air kotor di sampingnya.

Tantri hanya diberi makan dua hari sekali, itu pun hanya segenggam nasi dengan garam. Hasilnya, berat badannya turun 5 kilogram dalam minggu pertama.

Kelaparan dan kejorokan memang menjadi senjata andalan Jepang ketika itu. Ini ditujukan untuk mematahkan semangat para tahanan sehingga mereka mau memberi informasi yang dibutuhkan.

Kendati mengalami bertubi-tubi penyiksaan bahkan nyaris dieksekusi, Tantri memilih tetap bungkam ketika disodori pertanyaan terkait dengan aktivitas bawah tanahnya. Dan setelah ditahan kurang lebih selama tiga minggu, ia pun dibebaskan.

Pasca-kebebasannya, ia diberi dua pilihan. Kembali ke negerinya dengan jaminan pengamanan tentara Indonesia atau bergabung dengan para pejuang. Tantri memilih opsi kedua.

Pada satu waktu, ia diculik oleh sebuah faksi tentara Indonesia dan diminta untuk siaran di “radio gelap” yang mereka kelola. Namun ia berhasil dibebaskan oleh pasukan Bung Tomo.

Ketika pemerintahan Indonesia pindah ke Yogyakarta, ia pun bergabung sebagai penyiar di Voice of Free Indonesia era 1946-1947. Dan ia dilaporkan pernah menjadi mata-mata yang berhasil menjebak sekelompok pengkhianat.

Mara bahaya senantiasa mengincar Tantri. Sementara ketenaran dan kerelaannya untuk berkorban membuatnya menjadi rebutan sejumlah faksi politik.

Ia diutus oleh pemerintah Indonesia ke sebuah konferensi pers yang dihadiri wartawan dan koresponden kantor berita dan media massa asing untuk mengisahkan bagaimana rakyat begitu bersemangat mendukung perjuangan kemerdekaan. Berbeda dengan propaganda Belanda yang menyebutkan bahwa pemerintahan Sukarno – Hatta tak mendapat dukungan.

Tantri juga pernah dikirim ke Singapura dan Australia dalam rangka menggalang solidaritas internasional. Tanpa visa ataupun paspor dan dengan hanya bermodal kapal tua yang dinakhodai seorang pria berkebangsaan Inggris, ia berhasil lolos dari blokade laut Belanda.

Dari Singapura ia bergerak ke Belanda demi menggalang dana dan melakukan propaganda. Ia berhasil, sebuah demonstrasi mahasiswa terjadi di perwakilan pemerintahan Belanda di Negeri Kanguru itu.

K’tut Tantri menetap di Indonesia selama 15 tahun, sejak 1932 hingga 1947.

Pada tanggal 10 November 1998, pemerintah Indonesia mengganjarnya dengan Bintang Mahaputra Nararya atas jasanya sebagai wartawan sekaligus pegawai di Kementerian Penerangan pada 1950.

Tantri yang juga memiliki darah bangsa Viking –sehingga dikenal sebagai pemberani dan gemar petualangan– tutup usia pada Minggu 27 Juli 1997. Perempuan yang perjalanan hidupnya akan segera difilmkan itu, meninggal dunia di sebuah panti jompo di pinggiran Kota Sydney, Australia, di mana ia menjadi permanen resident sejak 1985.

Perempuan yang disebut sebagai salah satu perintis hubungan persahabatan Indonesia – Australia itu memang tak pernah mengangkat senjata atau tutup usia sebagai warga negara Indonesia. K’tut Tantri justru memanfaatkan identitasnya sebagai orang asing berbahasa Inggris untuk mengambil peran dalam ranah diplomasi yang mengedepankan komunikasi dan jelas apa yang dilakukannya itu penuh risiko.

Dalam tulisan di buku catatan harian nya sebelum meninggal ia menulis..... 

Saat wanita gagah ini meninggal di peti jenasahnya ditutupi bendera Merah Putih dan di beri renda renda khas Bali seperti permintaannya.... 👍😊

Mengenang sejarah sekitar orang2 yg berjasa bagi NKRI dimasa masa perjuangan.🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Arsip.Topsekali.com

Rabu, 11 Agustus 2021

Luar Biasa, Perang Degital Semakin Myata,Tidak Ada Sinyal GPS di Laut Cina Selatan Semalam. Kapal Amerika Panik

Luar Biasa, Perang Degital Semakin Myata,Tidak Ada Sinyal GPS di Laut Cina Selatan Semalam. Kapal Amerika Panik

Pertarungan di teknologi sudah di praktekan China dalam penguasaan layanan GPS yg hanya bisa beroperasi dgn navigasi buatan Beidou. Sinyal GPS tiba tiba lenyap di kawasan yang mengarah ke konflik di perairan Laut China Selatan. Negara Asing semua tidak bisa menjangkau alat bantuan Navigasi. Militer AS buru-buru memerintahkan swmua kapal induk untuk mundur.

China sudah bergerak di Laut China Selatan, dan sinyal GPS di Laut China Selatan tidak bisa menerima sinyal GPS yang buatan Amerika . Kapal induk AS tiba-tiba tersesat. Pentagon hanya bisa melakukannya dengan tergesa-gesa. Menurut laporan, peralatan penerima sinyal satelit dari sejumlah besar pelampung lepas pantai di Laut Cina Selatan semuanya akan diganti dengan sinyal dari sistem navigasi Beidou,

Hal ini yang mengejutkan negara-negara asing, terutama Amerika Serikat. Tidak ada sinyal GPS di Laut Cina Selatan semalam. Militer AS buru-buru memerintahkan semua kapal induk untuk mundur. Sinyal GPS di Laut Cina Selatan menghilang dalam semalam. 

Saat ini, sistem navigasi Beidou China telah menjadi sistem navigasi dan penentuan posisi yang paling canggih, terkuat, dan paling akurat di dunia. Ini telah mencapai cakupan global dan layanan global, mengalahkan GPS dan menjadi sistem navigasi dan penentuan posisi terkuat di dunia. Yang paling penting adalah bahwa sistem navigasi dan penentuan posisi China tidak acak seperti GPS Amerika Serikat, dan tidak akan secara sewenang-wenang mematikan layanan kepada pelanggan.
GPS Amerika Serikat tidak hanya dikendalikan oleh politisi Amerika, tetapi juga dikontrol secara ketat oleh militer AS. Iran Peluncuran rudal balistik mengalami penutupan GPS AS, yang secara langsung menyebabkan kegagalan uji coba rudal balistik Iran. 
Belum lagi fakta bahwa Amerika Serikat menutup GPS ke China pada tahun 1996. Tahun itu sangat melukai tentara China dan rakyat China. China bertekad untuk mengembangkan sistem navigasi dan penentuan posisi satelitnya sendiri. Orang-orang Cina tidak lagi bergantung padanya. Orang asing.

Ketika sistem navigasi Beidou diresmikan, itu diejek, dan bahkan Eropa mengejek China, karena China ditolak untuk bergabung dengan sistem Galileo Eropa, dan mereka juga menolak partisipasi China dalam proyek inti. Sekarang saya khawatir orang Eropalah yang paling menyesalinya. Sistem navigasi dan penentuan posisi Beidou China tidak hanya secara sempurna melampaui Galileo Eropa, tetapi juga menjadi yang pertama di dunia dalam satu gerakan. Galileo di Eropa sekarang yang terburuk. Itu tetap setengah mati, tetapi tidak dapat terus meluncurkan satelit baru untuk melengkapinya. Yang paling penting adalah bahwa orbit asli ditempati oleh satelit navigasi dan penentuan posisi Beidou.

Bahkan, sistem navigasi satelit GPS AS selalu menerima transmisi data. Data akan dikirim ke server AS. Setelah penyaringan dan penyaringan, dipastikan bahwa unit sensitif menggunakan GPS. Setelah militer dan politisi AS menentukan bahwa unit sensitif ini terlibat. Jika mereka menganggap tindakan yang tidak dapat diterima, mereka akan mematikan layanan GPS, membuat unit target sama sekali tidak dapat menggunakan GPS untuk aktivitas terkait. Amerika Serikat percaya bahwa GPS adalah unik di dunia. Selama negara menggunakan GPS, Amerika Serikat dapat mematikannya kapan saja selama tidak bahagia. Inilah hegemoni Amerika Serikat dalam sistem navigasi dan penentuan posisi global.

Navigasi Beidou dan satelit pemosisian datang dari belakang. Kuda hitam ini mematahkan hegemoni Amerika Serikat dalam navigasi dan penentuan posisi dan memberi dunia pilihan. Dunia tidak lagi harus menanggung penindasan Amerika Serikat. Perjanjian kerjasama strategis 25 tahun antara China dan Iran termasuk Beidou. Layanan satelit patut mendapat perhatian di seluruh dunia. Mungkin orang Amerika tidak menyangka bahwa mereka akan menerima perlakuan serupa suatu hari nanti. China akan mengganti semua pelampung di Laut China Selatan. Sinyal GPS hilang semalam di Laut Cina Selatan. Amerika Serikat yang disalahkan dan hanya bisa menerima sinyal dari satelit Beidou China. Ini dianggap sebagai serangan balik terhadap Amerika Serikat. Tetapi juga biarkan Amerika Serikat merasakan rasa yang sama.

Tak heran jika para politisi anti-China Pentagon dan AS cemas. Selama kapal induk AS memasuki Laut Cina Selatan, setiap gerakan mereka akan direkam oleh satelit navigasi Beidou, dan data akan dikirim ke server, sehingga Cina tahu semua tentang tindakan Angkatan Laut AS. Hal ini lebih kondusif untuk mempertahankan Laut Cina Selatan dan keamanan Laut Cina Selatan, dan pada saat yang sama dapat mengekang ambisi perang Amerika Serikat dan negara-negara lain. Mungkin ini juga menjadi faktor keberangkatan kapal induk AS dari Laut Cina Selatan. Jia You China
Source : 
 https://www.law-justice.co/artikel/113935/tidak-ada-sinyal-gps-di-laut-cina-selatan-semalam-kapal-amerika-panik/
Arsip.Topsekali.com

Tujuh Dosa Sosial Dalam Kehidupan Manusia

 

*Tujuh Dosa Sosial Dalam Kehidupan Manusia*
1. Kekayaan Tanpa Kerja
2.Kenikmatan Tanpa Nurani,
3.Ilmu Tanpa Kemanusiaan,
4.Pengetahuan Tanpa Karakter
5.Politik Tanpa Prinsip,
6.Bisnis Tanpa Moralitas,
7.Ibadah Tanpa Pengorbanan
(Mahatma Gandhi)

==================

Artikel Lain:
Kemunculan kera putih dianggapnya hal yang biasa. Bahkan, kadang kera putih tersebut diberi makanan oleh wisatawan yang datang ke Pura Uluwatu.

Jro Mangku Sina mengatakan,  kera putih tersebut biasanya muncul saat rahinan purnama, tilem dan pujawali (odalan).

“Biasanya mencari buah-buahan yang dihaturkan pemedek yang sedang sembahyang,” kata Jro Mangku Sina.


Lantas, apa makna dengan munculnya kera putih di area kawasan Pura Uluwatu? “Selama ini, kalau beliau (kera putih) naik, tidak ada kejadian sih yang saya amati.

Tidak pernah ada keanehan yang tidak kita kehendaki terjadi. Ya, tidak pernah terjadi sesuatu,” beber  Jro Mangku Sina.

Monyet PUTIH dalam dunia pewayangan biasa disebut HANOMAN, yaitu putra dewa Bayu dan dewi Anjani, keponakan Sugriwa dan Subali . . . Dalam agama Hindu, kepercayaan mayoritas masyarakat Bali, konon kalau monyet putih sudah nampak pertanda bahwa keadaan dunia akan membaik, pagebluk covid19 akan segera sirna, roda kehidupan akan berjalan seperti semula dan bahkan akan menjadi lebih baik, karena tdk setiap orang dapat bertemu monyet ini, bahkan setiap tahun nya blm tentu muncul. . . Saat ini Hanoman telah muncul disekitar pura Seloning, Pecatu, Uluwatu, Bali Selatan . . . 🙏🏻👍🏾👌🏽


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India